Kementerian Pertahanan Rusia mengomentari serangan rudal gabungan Amerika, Inggris, dan Prancis di Suriah, yang dilakukan Sabtu 14 April 2018. Moskow menyatakan bahwa kebanyakan rudal yang diluncurkan oleh negara-negara Barat di Suriah berhasil dipatahkan di tengah jalan oleh pertahanan Suriah saat mendekati target mereka.
“Sistem pertahanan udara Suriah telah melakukan pertempuran anti-udara,” kata kementerian itu sebagaimana dilaporkan Sputniknews.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Suriah memukul mundur serangan Barat dengan sistem pertahanan udara yang dibuat di Uni Soviet lebih dari 30 tahun yang lalu.
“Alat pertahanan udara Suriah: S-125, sistem pertahanan udara S-200, [juga] unit Buk dan Kvadrat digunakan dalam menangkis serangan rudal.”
Staf Umum Rusia juga mengeluarkan pernyataan dengan mengatakan bahwa total 71 rudal jelajah dari 103 telah diadang oleh Suriah. Dia menambahkan bahwa tidak ada pesawat militer yang rusak akibat serangan itu.
“Beberapa tahun yang lalu, kami menolak untuk memasok sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah karena permintaan dari beberapa mitra Barat kami. Dengan mempertimbangkan apa yang terjadi, kami menganggap mungkin untuk kembali membicarakan masalah ini. Dan tidak hanya dalam hal ke Suriah, tetapi dengan negara lain, “kata Staf Umum.
Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan pasukan pertahanan udara Suriah mencegat semua rudal jelajah, yakni 12 unit, yang telah digunakan untuk menyerang lapangan udara militer Dumeir.
“Selama 1,5 tahun terakhir, Rusia telah sepenuhnya memulihkan sistem pertahanan udara Suriah dan terus memperbaikinya.”
Dalam menahan serangan tersebut, sistem pertahanan udara Rusia yang ditempatkan di Suriah tidak dilibatkan.
“Tidak ada rudal jelajah yang diluncurkan oleh Amerika dan sekutu-sekutunya memasuki zona tanggung jawab pertahanan udara Rusia, yang meliputi wilayah di Tartus [fasilitas angkatan laut] dan Hmeymim [pangkalan udara yang terletak di provinsi Latakia].”
“Sistem pertahanan udara Rusia di Pangkalan Hmeymim dan Tartus bisa mendeteksi dan mengendalikan semua peluncuran misil dari kendaraan angkatan laut dan udara Amerika dan Inggris,” kata Staf Umum Rusia.
Menurut militer Rusia, serangan rudal besar-besaran pada target infrastruktur militer dan sipil dilakukan oleh kapal perang Amerika bersama-sama dengan pasukan udara Inggris dan Perancis.
Sebanyak 100 lebih rudal udara ke permukaan diluncurkan di target di Suriah. Kementerian Pertahanan Rusia mencatat bahwa dua kapal perang Amerika melakukan serangan dari Laut Merah, serta penerbangan taktis di atas Laut Mediterania dan pengebom B -1B dari daerah al-Tanf.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengecam langkah negara-negara Barat itu, mengatakan bahwa serangan itu “telah diluncurkan di ibukota negara berdaulat yang telah berjuang untuk bertahan hidup selama bertahun-tahun di tengah agresi teroris.”