Inilah Persiapan Suriah Hadapi Serangan Amerika
S-200

Inilah Persiapan Suriah Hadapi Serangan Amerika

Di tengah ancaman serangan dari Amerika Serikat, militer Suriah tidak mau tinggal diam. Dengan kekuatan yang ada, negara yang terkoyak-koyak karena perang saudara tersebut bersiap untuk melawan.

Pemantau militer Suriah dan analis Wael al-Hassani mengutip sumber informasinya melaporkan pada Jumat 13 April 2018 malam Angkatan Pertahanan Udara Suriah  melakukan latihan pertahanan.

Namun dia mengatakan kepada Sputnik tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang latihan, yang diadakan sebagai persiapan menghadapi serangan Amerika dan sekutunya tersebut.

Kemampuan Pertahanan Suriah

Pertahanan udara Suriah mampu menjatuhkan rudal udara ke permukaan yang ditembakkan pesawat tempur – seperti yang mereka tunjukkan dalam serangan Israel baru-baru ini di pangkalan udara T-4. Payung udara Suriah juga memampu mengadang rudal jelajah yang ditembakkan oleh kapal perang, seperti rudal jelajah tomahawk.

Selain itu, Suriah telah menggunakan rudal permukaan ke udara buatan Rusia untuk menembak jatuh dua pesawat tempur yakni -4 Phantom Turki dan F-16 Israel – sepanjang konflik yang sedang berlangsung. Negara ini juga dilaporkan memiliki rudal anti-kapal canggih.

Pertahanan udara Suriah telah waspada tinggi sejak Trump membuat ancaman terhadap Damaskus melalui Twitter.

Rusia juga telah meningkatkan pengiriman senjata ke Suriah sejak eskalasi dengan Trump dimulai, dan seorang pengamat yang terletak di dekat Selat Bosporus melaporkan bahwa kapal pendaratan tank Rusia (LST) melintasi selat pada 13 April dalam perjalanan ke Tartus. Kapal ini memuat armored personnel carriers (APC) BTR-80  dan kendaraan tempur GAZ Tigr. Namun tidak diketahui jumlahnya.

Meskipun persenjataan ini tidak memiliki kemampuan pertahanan udara, mereka mungkin digunakan oleh pasukan Suriah untuk melawan pemberontak yang mungkin mencoba untuk memanfaatkan intervensi militer asing dengan meluncurkan serangkaian serangan.

Tidak jelas apakah perangkat keras militer akan diserahkan kepada pasukan pemerintah Suriah atau akan dioperasikan oleh prajurit Rusia sendiri.

Seperti diketahui Amerika dan sekutunya mengancam akan menyerang Suriah setelah mereka menuruh pasukan Assad melakukan serangan dengan gas di Douma yang mengakibatkan lebih dari 70 warga sipil tewas.

Damaskus membantah semua tuduhan menggunakan senjata kimia dan telah berjanji untuk membela diri dalam menghadapi agresi militer oleh Barat. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tidak menemukan bukti senjata kimia yang digunakan di Douma dan menyerukan Trump untuk berhati-hati.