Prosedur evakuasi kepresidenan dimulai dengan menggunakan pesawat Air Force One sebagai armada utama.
Sebagai contoh pada tanggal 11 September 2001, saat Presiden George W. Bush diterbangkan menyusul kunjunganya di sebuah sekolah di Sarasota, Florida, awak pesawat mengaktifkan sebuah rahasia yakni kemampuan 747 yang bisa terbang ke udara dengan cepat.
Pesawat melesat ke langit dengan tingkat kecuraman tinggi untuk meminimalkan serangan rudal yang mengancam.
“Hanya ada dua 747 di dunia yang bisa lepas landas seperti itu,” kata salah satu pelayan penerbangan pada saat itu. “Dan mereka berdua disebut Air Force One.”

Ada lagi armada presiden yang lebih besar yang siap untuk digunakan dalam kondisi darurat. Angkatan Udara memiliki empat Boeing 747 yang dilengkapi secara khusus, yang dikenal sebagai pesawat E-4B Nightwatch , yang dapat berfungsi sebagai “Pusat Operasi Lintas Udara Nasional.”
Beroperasi sejak tahun 1970an, Pos komando udara ini telah lama dianggap sebagai kesempatan terbaik bagi presiden untuk bertahan dalam serangan nuklir.
Berbeda dengan Air Force One yang fokus pada keamanan dan kenyamanan, pos komando udara E-4B terbang ke ruang perang dan dikelola oleh puluhan analis militer, ahli strategi dan ajudan komunikasi yang akan membimbing presiden sampai hari-hari pertama sebuah perang nuklir.
Pesawat tersebut juga membawa peralatan khusus seperti kawat antena sepanjang lima mil yang akan memastikan bahwa presiden dapat tetap berhubungan dengan armada kapal selam nuklir bahkan setelah komunikasi berbasis darat hancur.
Setelah Perang Dingin berakhir, pesawat E-4B Nightwatch tetap selalu siaga di Pangkalan Angkatan Udara Andrews. Mereka siap untuk terbang hanya 15 menit setelah peringatan.
Bahkan saat ini, salah satu dari empat pesawat “Doomsday”, secara teratur bepergian dengan atau dekat presiden, terutama untuk perjalanan ke luar negeri.
Ketika presiden berada di Amerika Serikat, sebuah E-4B selalu waspada di Pangkalan Angkatan Udara Offutt di Omaha, Nebraska, mesinnya menyala 24 jam sehari, siap diluncurkan dan bertemu dengan presiden jika terjadi evakuasi darurat.
Namun, pesawat Doomsday juga hanya sebagian kecil dari armada udara darurat yang ada di ujung jari presiden.