Penumpukan kekuatan militer kelas berat sepertinya akan semakin meningkat di kawasan panas Timur Tengah. Setelah Amerika mengancam akan menyerang Suriah, Rusia dikabarkan meminta izin ke Iran untuk bisa menempatkan bomber mereka di negara tersebut.
Media Rusia dengan referensi ke ahli pertahanan Iran Babak Taghvaee, melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia secara resmi telah meminta izin ke Iran untuk bisa menempatkan pembom beratnya di Pangkalan Udara Hamedan.
Menurut laporan, Moskow meminta pemerintah Iran agar pesawat pembom berat Tu-22M3 atau Tu-95MS, serta tanker Il-78 menggunakan pangkalan tersebut sebagai titik pengisian bahan bakar hingga bisa dengan cepat dikerahkan ke Suriah.
Pengerahan pesawat tempur Rusia di Iran ini dimungkinkan dengan latar belakang ketegangan yang meningkat di Suriah.
Perlu dicatat bahwa pembom berat Rusia harus melakukan penerbangan jarak jauh untuk bisa melakukan serangan ke Suriah. Pesawat terbang dari pangkalan udara Engels dan Modzok di barat daya Rusia dan harus menempuh jarak hampir 3.000 km.
Jika pesawat ditempatkan di Iran maka Rusia bisa memotong waktu penerbangan, meningkatkan kapasitas bom dan meningkatkan kemampuan respons pesawatnya.
Pada 15 Agustus 2016, sejumlah jumlah pembom Tupolev Tu-22M3 dan Sukhoi Su-34 yang tidak disebutkan jumlahnya telah dikerahkan di Hamadan, tetapi setelah foto-foto pesawat itu muncul, Rusia kemudian menarik pesawat mereka pulang.
Penempatan bomber berat di Iran jelas akan menjadikan ketegangan antara Rusia dan koalisi pimpinan Amerika Serikat akan semakin tinggi. Amerika dikabarkan telah meningkatkan kekuatan mereka dengan mengirimkan kelompok tempur kapal induk dan destroyer tambahan ke kawasan Teluk.
Selain itu Amerika selama ini juga telah menempatkan pembom berat mereka yang beroperasi dari pangkalan militer Udeid Qatar.