Jet tempur Panavia Tornado Jerman sampai saat ini tidak siap untuk melakukan pertempuran malam hari. Masalahnya kacamata night vision tidak akan karena lampu di kokpit pesawat terlalu menyilaukan bagi pilot yang memakainya.
Pesawat itu diperkirakan tidak akan siap malam sampai setelah 2018.Kementerian Pertahanan dinilai lamban mengatasi masalah yang sudah lama ada tersebut.
Laporan media pada Januari 2016 menyatakan bahwa lima Tornado Jerman yang dikirim untuk misi pengintaian atas Suriah dan Irak sebagai bagian dari koalisi pimpinan Amerika tidak dapat terbang pada malam hari. Kemudian, sebuah foto muncul menunjukkan seorang pilot di kokpit Tornado memakai kacamata amplifikasi cahaya. Masalah ini dianggap paling tidak diselesaikan sebagian.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan kepada AFP pada waktu itu bahwa mereka berharap untuk menyelesaikan masalah ini hanya dalam dua minggu.
Tobias Lindner, anggota Parlemen Jerman dari Green Party pada komite yang mengawasi militer, mengatakan kepada Defense News, “Masalah dengan kemampuan visi malam Tornado telah diketahui sejak lama. Kementerian Pertahanan tidak bisa menyelesaikan masalah ini. ”
Pesawat Tornado dikembangkan bersama oleh Italia, Inggris dan Jerman Barat selama Perang Dingin, tetapi yang baru belum diproduksi sejak tahun 1998. Tornado Jerman memegang peranan yang sangat penting: mereka ditugaskan untuk menyebarkan senjata nuklir Amerika untuk NATO jika terjadi konflik kala itu. Sayangnya setelah itu pesawat-pesawat Jerman tidak pernah menerima perbaikan penting seperti yang dilakukan Inggris pada pesawatnya termasuk dengan memberi perangkat night vision.
Pada tanggal 31 Maret tahun ini juga muncul laporan bahwa jet temput Tornado Jerman tidak bisa beroprasi bersama dalam misi NATO. Mereka telah melakukan misi pengawasan atas Suriah, tetapi karena mereka tidak memiliki sistem komunikasi terenkripsi, semua intelijen yang dikumpulkan pesawat tetap rentan terhadap intersepsi.
Jerman saat ini sedang berjuang untuk membeli jet tempur baru. Sejumlah pejabat pertahanan menginginkan untuk bisa membeli F-35, tetapi rencana itu ditentang keras oleh parlemen.