Setelah mengirimkan satu destroyer tambahan ke Mediterania, Amerika Serikat juga akan menggerakkan kelompok tempur kapal induk ke Timur Tengah. Kapal Induk Kelas Nimitz USS Truman, yang saat ini ditempatkan di Norfolk, Virginia digerakkan bersama dengan kapal penjelajah USS Normandy dan destroyer USS Arleigh Burke, USS Bulkeley, USS Forrest Sherman dan USS Farragut.
Menurut Angkatan Laut Amerika, kelompok tempur kapal induk akan berangkat pada 11 April 2018. Dua perusak lagi, USS Jason Dunham dan USS The Sullivan, juga akan bergabung dengan kelompok tempur tersebut ditambah dengan frigat Jerman FGS Hessen.
Juru Bicara Angkatan Laut AS Lt. Chloe Morgan mencatat bahwa pengiriman USS Truman dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Tetapi menolak untuk mengungkapkan tanggal kedatangan kapal tersebut di Timur Tengah dan akan berapa lama.
Kelompok tempur ini akan bertindak dalam zona tanggung jawab operasional armada ke-5 dan ke-6 Amerika. Armada ke-5 bertanggung jawab untuk bagian barat Samudra Hindia dan Teluk Persia, sementara armada ke-6 beroperasi di Mediterania.
Sebelumnya Wall Street Journal melaporkan bahwa Angkatan Laut Amerika mengirim perusak USS Porter untuk bergabung dengan USS Donald Cook yang saat ini ditempatkan di Mediterania timur.
Pengiriman kelompok tempur kapal induk ini dilakukan di tengah kabar Gedung Putih sedang merencanakan untuk melakukan serangan ke Suriah menyusul tuduhan penggunaan senjata kimia oleh tentara pemerintah.
Presiden Amerika Donald Trump menuduh Rusia dan Iran membantu Presiden Suriah Bashar Assad dan berjanji untuk memutuskan tanggapannya terhadap insiden itu dalam waktu 48 jam, termasuk kemungkinan menggunakan opsi militer.
Damaskus dan Moskow, yang pasukannya beroperasi di negara itu menepis tuduhan tersebut. Kementerian Luar Negeri Rusia menggambarkan tuduhan itu sebagai dalih untuk membenarkan intervensi militer di Suriah guna membantu kelompok teroris yang tersisa.
Kepala staf militer Rusia, Jenderal Valery Gerasimov pada 13 Maret mengatakan Moskow sadar akan provokasi yang direncanakan menggunakan serangan kimia palsu oleh militan di Ghouta Timur. Kekhawatiran sekali lagi dingatkan Rusia hanya beberapa jam sebelum serangan terjadi.
Damaskus mengirim undangan resmi kepada para ahli organisasi pengawasan senjata kimia atau OPCW untuk mengunjungi Douma dan menyelidiki tuduhan tersebut.
OPCW mengkonfirmasikan bahwa mereka telah menerima permintaan tersebut dan telah meminta pemerintah Suriah untuk membuat semua persiapan yang diperlukan untuk menerima kedatangan para ahli mereka.
Baca juga: