Kalah di Mana-Mana
MiG harus bisa meningkatkan penjualan dengan memenangkan kontrak besar. Tetapi sejauh ini penjualan terbatas hanya pada pesawat MiG-29, yang dibangun sebagian besar untuk angkatan laut Rusia dan India.
Pada bulan April 2002, MiG kehilangan tender untuk pengembangan jet tempur siluman generasi kelima yang digelar Departemen Pertahanan Rusia. Tender akhirnya dimenangkan Sukhoi. MiG terus bekerja pada pesawat tempur generasi kelima, yang akan lebih ringan dari Sukhoi, tetapi Kementerian Pertahanan Rusia maupun pelanggan asing tidak menunjukkan banyak minat dalam proyek tersebut.
MiG mencoba menembak pesanan besar pada tahun 2007 dengan mengenalkan pesawat ringan baru MiG-35pada pameran AeroIndia. Pesawat ini pengembangan dari MiG-29. Bahkan secara badan sama persis
Perusahaan berharap untuk memenangkan besar kontrak di India senilai US$ 13 miliar untuk pengadaan 126 pesawat dengan MiG-35. Tetapi pada tahun 2012 India memutuskan untuk memilih Rafale Prancis meninggalkan MiG-35 tanpa pelanggan dan bahkan terjebak lama di atas kertas dan dalam pembangunan.
“Kehilangan [program tempur siluman] dan kekalahan yang dialami pesawat tempur ringan baru telah menyakiti mereka,” kata Bobbi.
Sysoyev dari UAC mengatakan bahwa pengembangan MiG-35 selesai tahun depan, di mana pengiriman untuk angkatan udara Rusia dapat dimulai. Namun Wakil Menteri Pertahanan Yury Borisov mengatakan pada April bahwa hanya 30 pesawat yang akan dibeli hingga tahun 2020.
Dihantam Reputasi Buruk
MiG juga dibebani dengan beberapa insiden memalukan dan pukulan lain yang memukul reputasinya. Pada tahun 2008 Aljazair merobek kontrak pembelian 15 MiG-29 yang telah disampaikan pada tahun 2006 dan 2007 karena kualitas rendah dan menuntut Rusia memberi mereka 14 sampai 16 Sukhoi Su-30 sebagai pengganti.
Pembatalan kontrak senilai US$1,28 miliar untuk total 34 MiG, adalah pertama kalinya dialami Rusia karena kekhawatiran kualitas.
Terlepas dari nasib MiG-35, analis mengatakan bahwa MiG dapat terus mendorong untuk penjualan tambahan MiG-29 dan kontrak pemeliharaan untuk pesawat MiG dalam pelayanan di seluruh dunia.
Menurut Pukhov, MiG-29 adalah pesawat yang sempurna untuk angkatan laut, karena varian MiG-29K telah dikembangkan khusus untuk layanan di kapal induk yang dibangun Uni Soviet dan penerus mereka.
Rusia sedang mempertimbangkan membangun kapal induk baru pada tahun 2030, dan India sedang membangun kapal induk baru yang pasti akan menggunakan MiG-29K, karena mereka menggunakan pesawat ini di kapal induk mereka yang dibangun Soviet, kata Pukhov.
Tapi jika perusahaan berhasil meluncurkan proyek-proyek baru seperti MiG-35, atau bahkan pembom intercepter baru untuk menggantikan MiG-31, masa depan mereka akan lebih pasti.
Tahun ini, MiG akan memberikan hanya 32 jet, dibandingkan dengan Sukhoi yang 116 pesawat, menurut IHS. Backlog pesanan Sukhoi juga jauh lebih besar, dengan kontrak sebesar US$ 7 miliar dibandingkan MiG yang hanya US$2,2 miliar