Turki membeberkan alasan kenapa mereka memilih untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia dan meninggalkan sistem Patriot yang dibangun Amerika dan juga menjadi senjata anggota NATO.
Ibrahim Kalin, juru bicara Presiden Turki mengatakan Ankara dan Washington gagal menyetujui mengenai transfer teknologi terkait dengan sistem rudal Patriot. Hal ini yang mendorong mereka menandatangani perjanjian pembelian S-400 Rusia.
“Kami tidak bisa setuju dengan perusahaan produsen Patriot [selama pembicaraan sebelumnya], sementara pihak Rusia telah mengambil langkah lebih cepat,” katanya sebagaimana dilaporkan Surat kabar Turki Hurriyet Daily News Jumat 6 April 2018.
Ibrahim Kalin juga mengatakan pengiriman sistem pertahanan rudal S-400 Rusia akan dilakukan mulai 2019 atau satu tahun lebih cepat dari rencana semula. Kalin secara khusus menekankan prioritas Ankara terkait produksi bersama sistem tersebut.
Kalin menegaskan bahwa Ankara akan melanjutkan pembicaraan tentang pembelian sistem Patriot jika Washington memenuhi persyaratan yang diperlukan. “Bola ada di tangan Amerika,” katanya.
Kalin juga mengatakan bahwa keanggotaan Turki di NATO tidak akan mempengaruhi Ankara mengakuisisi sistem S-400. Menurutnya, itu tidak akan menjadi ancaman bagi aliansi dan sepenuhnya menjadi hak dari Ankara untuk memutuskan senjata apa yang harus dibeli.

Berbicara pada konferensi pers setelah pembicaraannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskow dan Ankara telah sepakat untuk mempercepat pengiriman sistem S-400 ke Turki.
Pada bulan Desember 2017, Rusia dan Turki menandatangani perjanjian pembelian sistem rudal permukaan ke udara buatan Rusia.
Kesepakatan itu menetapkan bahwa Rusia akan memasok Turki dengan empat baterai S-400, yang akan dipelihara oleh personel Turki. Pengiriman awal baterai ke Ankara pada awalnya direncanakan akan dilakukan kuartal pertama 2020.
Kedua belah pihak juga menyetujui kerjasama teknologi untuk mengembangkan produksi sistem rudal serupa di Turki.
Keputusan Turki untuk mengakuisi S-400 telah membuat Amerika marah dan berusaha untuk membatalkan kesepakatan tersebut. Washington menilai S-400 tidak akan bisa beroperasi bersama dengan sistem senjata NATO.
Berbagai upaya dilakukan untuk membatalkan pembelian tersebut. Salah satunya dengan kembali menawarkan sistem pertahanan rudal Patriot kepada Turki sebagia alternatif S-400.