Site icon

AV-8 Harrier, Senja Sang Pembuat Janda

U.S. Navy photo by Seaman Devin M. Langer

Pada akhir 1960-an Korps Marinir Amerika Serikat jatuh cinta dengan ide sebuah pesawat serangan yang bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal.

Secara teori, pesawat seperti ini dapat didasarkan sangat dekat dengan medan perang karena tidak akan membutuhkan landasan pacu yang panjang untuk beroperasi.

Beberapa pilot senior Marinir pergi ke Inggris untuk mengambil penerbangan tes di Harrier Inggris, dan mereka cukup terkesan untuk meyakinkan Pentagon membeli 110 pesawat untuk mereka.

Sejak saat itu Amerika memiliki tentang hardware yang dibangun negara lain. Mereka datang dengan pengaturan khusus di mana pesawat diproduksi di Inggris dan dirakit di Amerika.

Mulai tahun 1971, skuadron AV-8A Harrier Korps Marinir berdiri di Yuma dan Cherry Point.

Karena karakteristik penerbangan yang unik, hanya pilot terbaik yang diterima untuk pelatihan Harrier. Sayangnya, dalam banyak kasus tidak ada banyak masalah yang muncul karena ambisi untuk menciptakan pesawat unik dengan teknologi yang belum ditemukan kala itu.

Akibatnya, malapetaka. Marinir kehilangan 55 AV-8A Harrier antara tahun 1971 dan 1982.  Kecelakaan kelas A (dengan kerusakan lebih dari US$ 1 juta atau hancur pesawat) mencapai tingkat 39 per 100.000 jam terbang. Dan ini menjadi yang terburuk dalam sejarah penerbangan militer modern.

Beberapa kecelakaan karena aspek inheren berbahaya dari misi serangan seperti menjatuhkan bom ketika dia menyelam curam dan terbang dekat dengan darat di daerah pegunungan. Tetapi sekitar setengah dari mereka terjadi karena faktor kemampuan terbang vertikal.

Trust vektor Harrier memberi kemampuan untuk pesawat take-off dan mendarat secara vertikal dan melayang-layang seperti helikopter.

Berbeda dengan Harrier II yang memiliki computer interface yang menjadikan pilot tidak harus menggerakkan nozel dan mengimbangkan pesawat secara vertikal.

Versi pertama dari jet ini mengharuskan pilot secara manual menyesuaikan setiap throttle agar tepat untuk mempertahankan hover atau untuk memulai atau mendarat secara vertikal.

Hasilnya adalah Harrier digambarkan pilot sebagai pesawat “tak kenal ampun” dan masyarakat jet taktis lainnya memberi label sebagai pesawat “pembuat janda.”

NEXT: MERANA DI USIA SENJA

AV-8B Harrier II pengembangan dari AV-8A Harrier

India telah mempensiun pesawat vertikal take off Harrier terakhir mereka pada Mei 2016 lalu. Kini hanya ada tiga negara yang masih menerbangkan pesawat unik ini yakni Amerika Serikat, Spanyol dan Italia.

Ketiga negara ini pun sudah di jalur rencana untuk menggantikan Harrier mereka dengan F-35B, pesawat yang juga memiliki kemampuan vertikal take-off jet. Penggantian diperkirakan akan mulai terjadi pada 2020-an. Pada tingkat ini Harrier mungkin akan melayani selama lebih dari 50 tahun sebelum pesawat terakhir pensiunan.

Harrier dikembangkan bersama oleh perusahaan-perusahaan Amerika dan Inggris dan pertama memasuki layanan pada tahun 1969.  Versi ini  terutama digunakan oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris dan Korps Marinir AS.

Pesawat ini memiliki bobot 11 ton (7 ton saat lepas landas secara vertikal) dengan membawa sekitar dua ton senjata. Pada 1980-an, versi Harrier II dengan bobot 14 ton dan lebih kuat dikembangkan. Pesawat bisa membawa hingga tiga ton senjata.

Pesawat ini memiliki sisi negatif dalam sejarahnya. Harrier menjadi pesawat dengan tingkat kecelakaan tertinggi dibanding jet tempur lain. Hal ini terutama karena kemampuan vertikal, yang memberikan tingkat kecelakaan yang sama dengan helikopter.

India telah kehilangan lebih dari setengah dari Harrier mereka karena kecelakaan dan pesawat yang tersisa sering tidak bisa terbang karena kekurangan suku cadang. Korps Marinir AS telah kehilangan sekitar 40 persen Harrier juga karena kecelakaan. Lebih dari 800 Harrier telah dibangun.

Marinir AS telah mengupgrade sekitar 140 jet tempur AV-8B Harrier agar tetap bisa terbang setidaknya sampai 2030. Memperluas kehidupan AV-8BS sangat penting karena pada tahun 2011 Inggris telah menjual semua jet tempur Harrier yang tersisa, spare part, dan perlatan tambahan untuk marinir.

Marinir Amerika adalah operator terbesar pesawat ini. Produksi Harrier berhenti pada tahun 1997 dan perombakan besar dari pesawat tua berhenti pada tahun 2003.

Pada tahun 2010 Inggris mempensiun 74 armada Harrier karena pemotongan biaya. Pesawat itu dimasukkan ke penyimpanan tetapi tetap dipelihara guna menjaga mereka bisa digunakan ketika situasi mendesak sembari berharap ada yang mau membeli pesawat tersebut.

Marinir AS awalnya tidak tertarik dengan pesawat  bekas itu karena berharap akan segera mendapakan F-35B. Tetapi kenyataannya pesawat tersebut datang terlambat yang menyebabkan pembelian pesawat Harrier dan suku cadang milik Inggris pun dilakukan.

Hal ini bisa menjaga Harrier untuk tetap digunakan setidaknya dua dekade lagi. Tanpa infus peralatan dari  Harrier Inggris, Amerika akan mempensiun pesawat ini pada tahun 2020-an akhir.

Sebagian besar Harrier Inggris dikanibal untuk suku cadang. Harrier Inggris dan Amerika sebagian besar identik. Perbedaan biasanya hanya ada pada sistem elektronik tetapi airframes dan mesin bisa dipertukarkan. Marinir membayar US$180 juta untuk stok suku cadang dan Harrier yang disimpan di gudang Inggris.

F-35B, yang akan menggantikan Harrier, adalah pesawat 27 ton yang dapat membawa enam ton senjata dan memiliki karakter siluman. Dalam mode lepas landas vertikal, F-35B akan membawa sekitar dua kali senjata yang bisa diangkut Harrier, dan memiliki dua kali rentang yakni 800 kilometer. Harrier sendiri akan genap 50 tahun ada dalam layanan pada 2019.

Exit mobile version