Rusia Dituduh Tempatkan 77.000 Pasukan di Dekat Perbatasan Ukraina

Rusia Dituduh Tempatkan 77.000 Pasukan di Dekat Perbatasan Ukraina

Ukraina menuduh Rusia telah menempatkan 19 kelompok batalion taktis dengan lebih dari 77.000 pasukan di dekat perbatasan mereka. Kiev juga menyebut Moskow tidak akan menghentikan agresi bersenjata di Donbass.

Menteri Pertahanan Ukraina Stepan Poltorak mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Uryadovyy Kurüyer Kais 5 April 2018 saat ini, pemerintah di Kyiv meningkatkan perjuangannya untuk merebut kembali wilayah timur Ukraina yang bergolak.

Namun pada saat yang sama Rusia telah menempatkan 77.000 pasukan di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina, termasuk tank tempur utama modern, sistem rudal dan pesawat tempur.

“Menurut informasi yang kami punya, Rusia tidak akan menolak untuk melanjutkan agresi bersenjata di timur Ukraina, sebagaimana dibuktikan dengan kehadiran militer Rusia di daerah-daerah tertentu dari Donetsk dan wilayah Lugansk dan pelaksanaan operasi militer melawan Angkatan Bersenjata Ukraina, kata Menteri Ukraina.

“Baru tahun lalu posisi kami di timur ditembaki oleh musuh lebih dari 15.000 kali,” tambahnya.

Menteri Pertahanan Ukraina bahkan memperkirakan konflik yang ada di wilayah tersebut akan berubah menjadi perang penuh oleh Kremlin.

“Di perbatasan kami, telah terkonsentrasi 19 kelompok batalyon taktis dengan lebih dari 77.000 pasukan. Kelompok ini mencakup sekitar seribu tank, 2.300 kendaraan tempur, lebih dari 1.100  sistem artileri dan sekitar 400 sistem peluncur roket, ” catat menteri tersebut.

Pada 2014, pemerintah pro-Moskow Ukraina, yang dipimpin oleh Viktor Yanukovych, ambruk ketika tekanan tumbuh bagi negara yang secara tegas bersekutu dengan Barat.

Sebagai tanggapan, Rusia merebut Semenanjung Crimea dan memunculkan pemberontakan anti-Kyiv di wilayah Donbas tenggara. Kremlin memperkirakan pemerintah Ukraina baru akan segera menerima bahwa mereka berada di wilayah pengaruh Rusia, tetapi malah menolak.

Hanya saja Rusia berulang kali membantah terlibat dalam konflik Ukraina. Masuknya Crimea ke Rusia juga berdasarkan pemungutan suara yang sah atas kehendak rakyat Crimea sendiri.