Markas Militer Arab Saudi Dihantam Rudal Balistik Yaman

Markas Militer Arab Saudi Dihantam Rudal Balistik Yaman

Pasukan Yaman bersekutu dengan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh mengklaim berhasil menembakkan rudal balistik buatan dalam negeri yang menyasar pangkalan militer Arab Saudi di wilayah Asir yang ada perbatasan barat daya negara itu.

Menurut jaringan televisi berbahasa Arab Yaman Al-Masirah, yang dikutip oleh Press TV Senin 2 April 2018, pasukan Yaman menyebut menembakkan rudal jarak dekat Badr-1 di pangkalan militer Al-Jarbah.

Laporan itu menambahkan bahwa proyektil itu ditembakkan sebagai balasan atas kampanye militer rezim Saudi terhadap negara yang dilanda krisis itu dan bahwa proyektil itu telah mencapai sasaran dengan sangat tepat serta menimbulkan kerusakan berat  serta ​​membunuh dan melukai sejumlah tentara Saudi.

Perkembangan itu terjadi sehari setelah pasukan Yaman dilaporkan menembakkan rudal balistik Qaher M-2 di pangkalan militer Arab Saudi lainnya di dekat kota perbatasan kerajaan Jizan, sekitar 600 mil di selatan Riyadh.

Sebelumnya pada hari Senin, Human Rights Watch mengatakan dalam siaran pers bahwa pasukan Houthi melanggar hukum perang dengan meluncurkan rudal balistik tanpa pandang bulu di daerah berpenduduk di Arab Saudi pada 25 Maret 2018. Tetapi lembaga ini juga mengutuk koalisi pimpinan Saudi  yang tidak pandang bulu dalam melakukan  serangan terhadap warga sipil di Yaman.

“Sama seperti serangan udara koalisi yang membabi buta Houthi juga melakukan,” kata Direktur Human Rights Watch Timur Tengah Sarah Leah Whitson dalam rilisnya.

Yaman telah dilanda konflik kekerasan antara pemerintah, dipimpin oleh Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi dan gerakan Houthi di utara negara itu.

Sejak Maret 2015, koalisi yang dipimpin Saudi yang beranggotakan sebagian besar negara-negara Teluk Persia telah melakukan serangan udara terhadap Houthi atas permintaan Hadi.

Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada 25 Maret bahwa perang yang dipimpin Saudi telah menyebabkan 600.000 warga sipil tewas atau cedera selama tiga tahun terakhir. PBB menyebut jutaan orang Yaman membutuhkan bantuan.