Iran Merekayasa Rudal Amerika dan Dikirim ke Houthi Yaman
Sayyad 2

Iran Merekayasa Rudal Amerika dan Dikirim ke Houthi Yaman

Pekan lalu, kedutaan Arab Saudi di Washington D.C. merilis dokumen sembilan halaman tentang dukungan berkelanjutan Iran kepada pemberontak Houthi Yaman.

Dokumen yang dirilis di jumpa pers 26 Maret 2018 ini meringkas temuan-temuan setelah rentetan serangan rudal terhadap tiga kota Saudi pada malam peringatan ulang tahun ketiga operasi militer di Yaman.

Dalam dokumen tersebut terdapat bukti foto yang menurut Arab menjadi bukti terbaru Iran memang penyediaan rudal untuk Houthi. Foto tersebut menunjukkan rudal permukaan ke udara Sayyad-2C buatan Iran. Apa itu rudal Sayyad-2C?

Sayyad-2C berasal dari Sayyad-2C yang merupakan rudal udara ke permukaan atau surface-to-air missile (SAM) jarak menengah yang mulai diproduksi di Iran pada November 2013.  Panjang rudal kurang dari lima meter dan diperkirakan memiliki kisaran 80-150 kilometer serta mencapai ketinggian 20.000-30.000 meter sambil membawa hulu ledak ledak tinggi.

Seperti kebanyakan senjata Iran, Sayyad berasal dari perangkat militer asing. Sayyad-2 didasarkan pada rudal antipesawat Standard Missile-1 (SM-1) atau yang juga dikenal sebagai RIM-66 buatan Amerika. Rudal ini didapat Angkatan Laut Iran sebelum Revolusi Islam 1979 dan digunakan di kapal perang mereka.

SM 1 (RIM 66)

Selama bertahun-tahun, Iran diyakini telah mengintegrasikan varian SM-1 ke dalam sistem pertahanan udara domestik berbasis darat baru yang disebut Talash, yang menggunakan peluncur-canister.

Pada tahun 2012, Iran juga menguji tembak SAM Mehrab yang diproduksi di dalam negeri untuk mengganti rudal Sayyad di kapal angkatan laut Iran. Pada 2013, outlet Iran melaporkan bahwa sistem S-200 SAM juga akan dilengkapi dengan Sayyad-2.

Sejak itu, Iran telah mengembangkan Sayyad yang lebih panjang dan lebih jauh untuk sistem Talash yang disebut Sayyad-3.

Badan Sayyad-2C yang berhasil disita Arab Saudi saat akan diselundupkan ke Yaman

SAM, yang hulu ledak dan siripnya hilang, bertuliskan kata-kata “Sayyad Missile” dalam bahasa Persia yang diikuti oleh nomor dan huruf “2C.”

“Houthi menggunakan bandara Sana’a untuk melatih milisi mereka dan meluncurkan rudal tipe ‘Siyad’ buatan Iran,” tulis dokumen yang diungkap tersebut.

Disebutkan juga koalisi berhasil mencegat sebuah rudal jenis Sayyad buatan Iran yang diselundupkan ke Yaman

Tak satu pun dari pernyataan di atas mengklarifikasi jika Houthis pernah menembakkan SAM ini di pesawat tempur Saudi atau Koalisi. Ini juga masih belum diketahui jika ada persediaan Sayyad-2 di bandara Sana’a. Selain itu, juga tidak jelas seberapa banyak, SAM Iran ini telah menjamur di seluruh Semenanjung Arab.

Selain dukungan politik, Republik Islam telah menyediakan Houthi dengan berbagai senjata ringan seperti AK-47, senapan sniper, RPG, dan salinan senjata anti-tank Amerika dan Rusia buatan Iran.

Reruntuhan rudal Qiam Iran yang dilaporkan ditembakkan dari Yaman

Houthi juga disebut telah menggunakan rudal balistik jarak pendek Burkan-2H yang merupakan salinan Qiam-1 Iran.

Bukran-2H telah meningkatkan kekuatan Houthi terhadap target permukaan. Sementara Sayyad akan menjadi payung udara yang mengancam jet-jet tempur koalisi.