Helikopter militer Afghanistan membom sebuah masjid dan sekolah agama di provinsi utara Kunduz, menewaskan sedikitnya 70 orang dan melukai 30 lainnya.
The New York Times, mengutip Nasruddin Saadi, Gubernur Distrik Dasht-e-Archi melaporkan 1.000 orang telah berkumpul untuk upacara keagamaan, di mana anggota Taliban juga hadir.
Namun seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan kepada The Times bahwa pertemuan itu adalah untuk merencanakan serangan.
Menurut TOLOnews, sebanyak 15 gerilyawan Taliban tewas dan 15 lainnya terluka dalam serangan itu. Tetapi 50 warga sipil juga tewas dan 150 lainnya luka-luka.
#Kunduz – Dasht-e-Archi residents claim 50 civilians killed and 150 wounded in Monday’s airstrike. However government officials say 15 Taliban insurgents killed and 15 wounded in airstrike that targeted a mass Taliban gathering at a madrassa. pic.twitter.com/u2lZPOE44w
— TOLOnews (@TOLOnews) April 2, 2018
Seorang petani lokal yang menyaksikan serangan itu mengatakan kepada The Times bahwa anggota Taliban memang hadir, tetapi sebagian besar adalah anak-anak. Dia juga menambahkan bahwa sekelompok anak muda, salah satunya adalah keponakannya, terkena roket pertama.
Banyak rincian tentang serangan yang dilakukan Senin 2 April 2018 masih belum jelas, tetapi Dasht-i Archi sebagian besar berada di bawah kendali pejuang Taliban.
Sebuah pernyataan Taliban mengatakan serangan itu menewaskan 150 ulama dan warga sipil. Pernyataan itu juga membantah bahwa ada pasukan Taliban yang hadir.
Kolonel Lisa Garcia, juru bicara Pasukan Amerika-Afganistan, mengatakan pasukan Amerika tidak melakukan serangan apa pun di daerah itu.
“Pasukan Amerika di Afghanistan tidak melakukan serangan udara di provinsi Kunduz hari ini. Setiap klaim yang bertentangan tidak berdasar,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email.