Hwasong 10 Korea Utara, Datang dari Rusia dan Berevolusi di Iran
Rudal Korea Utara

Hwasong 10 Korea Utara, Datang dari Rusia dan Berevolusi di Iran

Hwasong 10 (Mars 10) adalah rudal balistik jarak menengah atau Intermediate-Range Ballistic Missile (IRBM) mobile Korea Utara  yang juga dikenal dengan nama BM-25 dan Musudan.

Rudal ini telah ada selama beberapa tahun, meskipun statusnya sebenarnya tidak pasti karena banyak peluncuran yang gagal. Musudan pertama kali diungkapkan kepada publik pada tahun 2010 saat parade militer Korea Utara.  Sebanyak 16 kendaraan peluncur dengan rudal terlihat sekaligus pada saat itu.

Namun kemungkinan besar bahwa ini hanya maket, karena Korea Utara belum melakukan uji coba peluncuran rudal Hwasong 10 hingga 2016. Selain itu ada banyak kegagalan selama peluncuran tes. Dalam sejumlah kasus, rudal Hwasong 10 meledak tak lama setelah lepas landas.

Hwasong 10 didasarkan pada rudal balistik kapal selam R-27 buatan Soviet, tetapi sedikit lebih panjang. Pengembangannya dibantu oleh Rusia.

Pada tahun 1992, setelah runtuhnya Uni Soviet, Korea Utara menandatangani kontrak dengan Biro Desain Makeyev Rusia untuk mengembangkan kendaraan peluncuran ruang angkasa, berdasarkan rudal R-27. Para perancang dan insinyur rudal balistik Rusia pergi ke Korea Utara untuk mengembangkan rudal ini.

Rudal Musudan Korea Utara

Selama periode waktu yang sama Korea Utara memperoleh dari Rusia atau Belarusia sejumlah chassis khusus roda MAZ-574 dengan konfigurasi 12×12 yang awalnya digunakan untuk membawa IRBM RSD-10 Pioner Soviet yang oleh NATO disebut sebagai SS-20 Sabre.

Rudal R-27 memiliki berat hanya 14 ton dan kendaraan ini masih bisa membawa beban yang jauh lebih berat. Akhirnya tangki bahan bakar R-27 kemudian diperpanjang sekitar dua meter untuk memperluas jangkauan rudal. Juga muatan dikurangi dari 3 hulu ledak MIRV  menjadi hulu ledak tunggal.

Hwasong 10 adalah rudal satu tahap, yang menggunakan mesin 4D10 Soviet dan menggunakan propelan cair. Awalnya ada spekulasi bahwa rudal ini menggunakan senyawa minyak tanah dari rudal Korea Utara dan rudal Nodong.

Namun ternyata propelan Hwasong 10 jauh lebih maju. Rudal balistik ini masih harus dipicu sebelum diluncurkan.  Namun seperti rudal yang diluncurkan dari kapal selam R-27 setelah itu dipicu maka dapat mempertahankan “siap untuk meluncurkan” kondisi selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu.

Dipercaya bahwa rudal Hwasong 10  tidak memiliki kekuatan struktural untuk diangkut dengan aman di darat, sehingga harus dipicu di lokasi peluncuran.

Uji peluncuran misil ini menunjukkan bahwa itu bisa memiliki jangkauan 2 500-4 000 km. Jangkauan seperti itu cukup untuk menutupi Korea Selatan, Jepang, serta daerah-daerah penting di China dan Rusia.

Rudal juga bisa mencapai pangkalan angkatan laut Amerika di Guam dan mungkin Alaska. Namun sumber lain melaporkan bahwa dengan muatan 650 kg rudal bisa memiliki kisaran 1.900-2 350 km. Rudal ini tidak pernah menunjukkan performa penuhnya.

Rudal itu membawa hulu ledak tunggal dengan berat sekitar 650 kg.  Sumber lain menunjukkan bahwa hulu ledak bisa berbobot 1.000-1 250 kg. Hulu ledak berpotensi memiliki hasil ledakan 1 MT.

Rudal Khorramshahr

Pada 2017 Iran menguji dan mengungkap ke publik rudalnya yang diberi nama  Khorramshahr. Rudal ini sangat mirip dengan Hwasong 10 dengan dimensi yang hampir sama, tetapi memiliki kerucut hidung yang berbeda.

Rudal ini dilaporkan membawa muatan 1 800 kg. Rudal Khorramshahr memiliki jangkauan diklaim 1.984 km. Intelijen Amerika Serikat melaporkan bahwa Korea Utara mentransfer 19 rudal Hwasong 10 ke Iran.