Perusahaan negara yang bertanggungjawab pada penjualan senjata Rusia Rosoboronexport mulai mempromosikan versi ekspor sistem rudal pertahanan udara jarak menengah Buk-M3 ‘Viking’ ke pasar luar negeri.
“Ini adalah kabar baik bagi kami dan mitra asing kami. Kompleks ‘Viking’ mempertahankan karakteristik terbaik dari sistem pertahanan rudal udara ‘Buk’ yang terkenal dan merupakan tonggak penting dalam pengembangan ADMS jarak menengah,” kata perusahaan tersebut dalam siaran persnya Rabu 28 Maret 2018 mengutip Deputi Direktur Jenderal Rosoboronexport Sergey Ladygin.
“Produsen memberikan karakteristik unik untuk senjata itu, yang sejalan dengan persyaratan saat ini untuk perlindungan pasukan dan infrastruktur dari serangan senjata serbu udara yang saat ini dan masa depan dalam kondisi penanggulangan radio-elektronik dan penembakan. Viking tidak memiliki analog hari ini di pasar persenjataan dunia,” tambah Ladygin.
Viking dikembangkan dan dirancang dengan mempertimbangkan tren pasar dunia. Karakteristik teknisnya memungkinkan sistem tersebut disesuaikan dengan kemungkinan terbesar untuk prioritas pelanggan asing.
Dibandingkan dengan Buk-M2E, rentang tembakan Viking meningkat hampir 1,5 kali hingga 65 kilometer.
Selain itu, jumlah target yang bisa diserang secara bersamaan oleh sistem ini juga meningkat 1,5 kali hingga enam sementara jumlah rudal pertahanan udara yang siap diluncurkan dalam satu posisi tembak berkembang dari 8 menjadi 18.
Sistem rudal pertahanan Viking juga telah menerima sejumlah fitur unik, yang sebelumnya tidak tersedia dalam sistem rudal pertahanan udara. Misalnya, senjata memiliki kemampuan mengintegrasikan peluncur dari Antei-2500, yang menyediakan kemampuan menyerang target pada jarak hingga 130 kilometer dan akan meningkatkan efisiensi pertahanan udara keseluruhan dalam perang melawan target udara.
Ditugaskan oleh Angkatan Bersenjata Rusia, sistem Buk-M3 dan versi ekspornya Viking telah membuktikan tingkat efisiensi tempur yang sangat tinggi selama operasi harian dan latihan mereka.
“Viking memiliki probabilitas membunuh yang sangat tinggi untuk penerbangan musuh, menyerang amunisi dipandu, serta rudal balistik dan jelajah, target maritim dan darat, “kata Ladygin dikutip TASS.