Tidak hanya dengan Inggris, Amerika memiliki banyak hubungan penuh gelora baik cinta dan permusuhan dengan banyak negara.
Ketika hubungan itu memburuk, tidak ada yang lebih marah daripada Amerika Serikat. Tidak ada yang menyimpan dendam seperti pemerintah Amerika.
Tetapi ibarat orang yang sedang putus cinta, bukannya mencari pacar baru, Amerika terus pergi menghabiskan waktu dan biaya mahal untuk menjelek-jelekkan mantan pacarnya.
Rusia
Ini sebenarya mitra yang tidak bisa dipisahkan oleh Amerika. Pada masa lalu hubungan kedua negara begitu mesra. Rusia berdagang dengan koloni-koloni selama Revolusi, menjauhkan Inggris dari Perang Sipil Amerika, dan bahkan menjual Alaska kepada Amerika.
Hingga kemudian Rusia berubah. Tiba-tiba, Rusia ingin disebut “Uni Soviet” dan cinta Amerika memudar. Bahkan kedua mantan pacar itu kemudian mengancam akan saling membunuh satu sama lain setiap hari selama 40 tahun.
Amerika sangat agresif menjelek-jelekkan Rusia dengan membuat film, acara televisi, dan buku tentang betapa buruknya mantan pacarnya itu. Setiap kali Rusia berusaha menjangkau orang lain, pergi bekerja, atau menyerang Afghanistan, Amerika di sana memberi tahu semua orang betapa buruknya mereka.
Suatu hari, Rusia baru saja berhenti dari kebiasaan itu. Rusia mulai datang lagi dan semuanya terlihat bagus. Rusia adalah Rusia lagi. Namun kemudian Rusia berubah lagi dan kedua mantan pacar itu kembali bertengkar.
Iran
Jika Rusia adalah sejarah perpisahan Amerika terpanjang dengan pacarnya, Iran adalah yang paling kacau. Hanya beberapa dekade setelah Amerika berpisah dengan Rusia, negara menemukan cinta baru dengan tetangga mereka yang indah, eksotis, kaya minyak di jalan.
Shah bukanlah penguasa terbaik, tetapi dia lebih pintar dari Tsar. Iran, dengan rambut hitamnya yang indah, pemerintahan sekuler, dan kekayaan minyak yang melimpah, lebih dari sekadar rebound. Itu adalah mitra dan kekasih berbagi cinta kami untuk sampanye, kontrak pertahanan, dan bahkan menyukai teman Amerika, Israel.
Tetapi situasi buruk segera terjadi ketika Iran melakukan revolusi. Amerika benar-benar marah dan mengutuk mantan pacar terbarunya tersebut. Seperti biasa, Amerika membuat banyak publikasi untuk menjelek-jelekan Iran.
Sekarang Amerika terus-menerus mengancam untuk membunuh Iran. Sebagai imbalannya, Iran mengganggu semua teman Amerika terutama Israel.
Kuba
Kecintaan Amerika pada Kuba hampir sama tuanya dengan negara Amerika itu sendiri. Kuba adalah cinta pertama Amerika. Keduanya praktis tumbuh bersama. Amerika bahkan ingin menikahi Kuba untuk waktu yang lama – dan ketika itu tidak berhasil, Amerika masih sangat dekat. Kuba adalah gadis tetangga sebelah. Lalu suatu hari, Kuba jatuh cinta pada mantan Amerika yang lain yakni Rusia.
Saat ini, Kuba masih mencintai Rusia dan Amerika membenci mereka karena hal itu, meski keduanya tidak lagi bersama.
Prancis
Tidak ada yang peduli dengan Amerika seperti yang dilakukan Prancis. Jelas bagaimana besarnya bantuan Prancis selama masa Revolusi. Tetapi situasinya mulai memburuk ketika Prancis dianggap mulai semakin memaksa dan mendominasi.
Jadi, alih-alih menyatukan seluruh dunia, Amerika memilih untuk hanya menjadi teman yang terus-menerus saling mengkritik satu sama lain.
Amerika melihat Prancis terlalu independen, sama seperti mereka setelah Revolusi Amerika. Dan setiap kali Prancis memilih untuk tidak pergi berperang bersama Amerika, mereka menjadi kesal dan mencap Prancis sebagai monyet pengecut dan pemakan keju.
Vietnam
Mereka adalah pacar singkat Amerika. Semacam rebound dari hari-hari amerika dengan Rusia, Vietnam berjuang melawan kecanduan Komunisme yang dikonsumsi. Amerika mencoba untuk membantu Vietnam melepaskan dari kecanduan itu, tetapi tidak berhasil. Perpisahan yang mengerikan, yang masih belum bisa dilupakan orang Amerika.
Amerika menghabiskan beberapa dekade berikutnya berjuang dengan kenangan Vietnam dan apa yang terjadi di antara mereka. Amerika tidak bisa melupakannya dan segera mulai membuat film, televisi, buku, dan musik tentang Vietnam. Amerika terus-menerus mencari tahu apa yang Vietnam lakukan, tetapi masih terpaku pada Komunisme. Dan kini mereka sangat dekat.
Afganistan
Sepertinya terlalu banyak kisah cinta yang harus diceritakan dengan Vietnam. Dulu Amerika begitu dekat dengan Afghanistan dan berjuang melawan mantan kekasihnya, yakni Rusia, yang mencoba menganggunya. Tetapi ketika situasi memburuk karena serangan teror, Amerika benar-benar menghancurkan mantan kekasihnya itu.
Sumber: We Are The Mighty