Gunakan Kereta Misterius, Secara Mengejutkan Kim Dilaporkan Berkunjung ke Beijing

Gunakan Kereta Misterius, Secara Mengejutkan Kim Dilaporkan Berkunjung ke Beijing

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, secara mengejutkan dilaporkan melakukan kunjungan ke China. Jika benar, maka ini adalah untuk pertama kalinya Kim melakukan lawatan ke luar negeri sejak dia berkuasa pada 2011.

Bloomberg mengutip tiga sumber melaporkan Senin 26 Maret 2018 kunjungan Kim tiba ke Beijing  terungkap setelah sebuah kereta api misterius berangkat dari Korea Utara dan tiba di Beijing dengan pengawalan ketat. Setelah itu dari tempat itu bergerak iring-iringan mobil dalam jumlah besar.

Banyak laporan di media sosial dan situs web berita melacak jalur kereta yang memperlambat lalu lintas kereta di Timur Laut Tiongkok, tiba di Beijing. Kereta ini disebut sama dengan yang dibawa Kim Jong il, ayah Kim Jong un, ke Beijing pada tahun 2010.

Yun Sun, seorang ahli Korea Utara dan China di Stimson Center, mengatakan kepada Business Insider bahwa perjalanan kereta misterius itu mengganggu seluruh jadwal kereta api di China timur laut, dan orang-orang memperhatikan hal tersebut kemudian menarik kesimpulan tentang siapa yang mungkin ada di kereta.

Chad O’Carrol, Managing Direktur Korea Risk Group melalui akun twitternya mengatakan cukup masuk akal Kim melakukan kunjungan ke China dengan menggunakan kereta lapis baja. Dia menamabhkan rute itu diuji dengan baik oleh keamanan Korea Utara. Tidak adanya pemberitaan oleh media pemerintah juga mirip seperti yang dilakukan ketika kunjungan ayahnya ke Beijing.

https://twitter.com/chadocl/status/978260355481661441

Kunjungan dilakukan di tengah rencana Kim yang akan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa bulan mendatang.

Di sisi lain, China adalah sekutu Korea Utara, dan garis hidup utamanya untuk berdagang dengan dunia luar. Kim Jong Un menolak tawaran untuk mengunjungi Beijing di masa lalu, tetapi baru-baru ini mengubah nadanya mengenai diplomasi dan pertemuan tatap muka.

Yun Sun mengatakan bahwa China berusaha untuk bertemu dengan Kim di masa lalu, tetapi meningkatnya ketegangan karena pengujian nuklir Korea Utara memanas menghambat persiapan dan memburuknya hubungan bilateral.

Sebelumnya, China melihat Kim sebagai penentang dan menyalahgunakan dukungan Beijing untuk negara itu. Hingga akhirnya China tidak mau lagi bertemu Kim.

Menurut Sun satu-satunya variabel dalam hubungan Pyongyang-Beijing telah berubah yakni Trump bersedia bertemu dengan Kim, yang menurutnya kemungkinan telah memotivasi China untuk mengubah pikiran mereka.

Selain itu, Korea Utara mungkin tidak dapat menangani KTT dengan Trump sendiri, dan China memiliki banyak kecemasan ditinggalkan dalam upaya diplomatik antara Pyongyang dan musuh-musuhnya tersebut.