Pekan lalu, para pejabat militer Israel akhirnya mengungkapkan rincian operasi rahasia untuk menyerang fasilitas nuklir Suriah pada tahun 2007.
Menurut The Jerusalem Post, mantan Presiden AS George W. Bush dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert telah mengadakan pertemuan di Gedung Putih, di mana mereka merayakan penghancuran reaktor Suriah tersebut dengan menghisap cerutu.
Bush diduga mengatakan kepada Olmert bahwa dia tidak berpikir Israel akan memiliki keberanian untuk melakukannya. Sementara Olmert menjawab bahwa dia sebelumnya telah kepadanya bahwa dia akan melakukannya.
Kemudian, Presiden Amerika membual bahwa badannya lebih tinggi dibandingkan rekannya dari Israel tersebut. Kedua pemimpin berdiri saling membelakangi untuk mengukur tinggi badan mereka. Menurut penulis artikel di Jerusalem Post, gambar itu ditandatangani oleh Presiden Bush dengan kata-kata, “Saya telah mendukung Anda.”
Dalam memoar tahun 2010 yang berjudul “Decision Points,” Bush menulis bahwa dia telah mendiskusikan dengan Olmert data intelijen tentang fasilitas nulklir Suriah sebelum dihancurkan, meskipun dia tidak memberinya sinyal untuk menyerangnya.
Meski militer Israel telah menyatakan bahwa kerusakan akibat serangan tidak bisa lagi diperbaiki tetapi beberapa laporan media, termasuk dari Jerusalem Post, yang mengacu pada situs berbahasa Arab Al-Quds al-Arabi menunjukkan bahwa Bashar al-Assad Suriah telah mendirikan fasilitas pengayaan uranium di daerah al-Qusayr di Provinsi Homs, dekat perbatasan Lebanon.
Menurut laporan itu, orang-orang Suriah mentransfer batang uranium ke reaktor tak lama setelah pemboman fasilitas tahun 2007 di Deir ez-Zor.
Der Spiegel dari Jerman adalah media pertama yang melaporkan tentang kecurigaan bahwa Suriah melanjutkan untuk mengembangkan program nuklirnya. Mengutip sumber intelijen dan analis, media itu melaporkan sekitar 8.000 batang bahan bakar telah disimpan di lokasi, yang mungkin juga berfungsi sebagai fasilitas pengayaan baru.
Satu dekade lalu Israel menghancurkan sebuah fasilitas yang diduga sebagai reaktor nuklir Suriah di provinsi Deir ez-Zor. Israel mengirimkan delapan jet tempur, F-16 dan F-15 pada 6 September 2007. Militer Israel melaporkan bahwa akibat operasi selama empat jam itu fasilitas tersebut “telah benar-benar cacat,” dan kerusakan “tidak mungkin diperbaiki.”
Militer juga mengungkapkan laporan intelijen tertanggal 30 Maret 2007 bahwa Suriah telah mendirikan, di dalam wilayahnya, sebuah reaktor nuklir untuk produksi plutonium, melalui Korea Utara. Pemerintah Suriah telah berulang kali membantah bahwa ada fasilitas nuklir di situs tersebut.