Pada Minggu 25 Maret 2018 malam, tiba-tiba sirine peringatan roket Israel meraung keras. Sistem pertahanan rudal Iron Dome di sepanjang perbatasan Gaza pun tiba-tiba aktif.
Ini sebagai tanda bagi ribuan penduduk untuk segera berlari mencari tempat perlindungan karena akan ada serangan roket dari wilayah Palestina. Tetapi setelah begitu heboh, ternyata alarm itu palsu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kemudian mengakui bahwa tidak ada roket yang ditembakkan dari sisi Palestina.
“Semua alarm itu dipicu oleh tembakan senapan mesin di Gaza. Tidak ada roket yang jatuh di wilayah Israel,” kata juru bicara IDF Brigadir Jenderal Ronen Manelis kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa tentara akan menyelidiki alasan teknis kenapa sirene roket berbunyi dan aktivasi Iron Dome.
Televisi setempat telah menunjukkan video amatir dari beberapa peluncuran pencegat rudal dekat Ashkelon di mana sirene peringatan roket memperingatkan 130.000 penduduk kota untuk berlarian mencari perlindungan terdengar.
Insiden hari Minggu menyusul serangan Angkatan Udara Israel malam Sabtu terhadap sebuah kompleks Hamas di Gaza yang diklaim Israel sebagai pembalasan atas pelanggaran perbatasan dan serangan terhadap kendaraan militer mereka.
Ketegangan antara Israel dan Palestina telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya menyusul keputusan Presiden Amerika Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Yahudi.
Pada Desember 2017, Hamas menanggapi keputusan Trump dengan mengumumkan awal “intifada ketiga”. Intifadas sebelumnya dari 1987-1991 dan 2000-2005 yang mengakibatkan meninggalnya ratusan orang Israel dan ribuan orang Palestina.