Inilah Kisah Pertama Kali Jet Tempur Menghancurkan Satelit

Inilah Kisah Pertama Kali Jet Tempur Menghancurkan Satelit

Polyot-1, prototip ASAT Soviet

Sebuah sistem yang diluncurkan di darat terletak di khatulistiwa memiliki kelebihan. Hampir setiap satelit orbit rendah Bumi akhirnya akan melintas di atas garis tersebut.

Menggunakan ledakan nuklir untuk menghancurkan satelit — sesuatu yang diuji selama program Thor — memiliki cacat besar. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan juga akan menghancurkan satelit lain di dekatnya.

Dan dalam beberapa minggu dan bulan setelah peledakan, satelit lain juga akan ikut mati karena adanya radiasi.

Pada saat yang sama, Uni Soviet juga melakukan hal yang sama. Pembunuh satelit mereka adalah co-orbital yang dirancang untuk mencapai orbit, menyinkronkan dengan target mereka, dan meledakkan diri untuk mengirim pecahan peluru guna menghancurkan satelit musuh.

Soviet melakukan tes sistem ini sejak 1960-an hingga awal 1980-an dengan berhasil menghancurkan beberapa sasaran.

Tetapi sistem co-orbital juga memiliki kelemahan besar karena untuk ​​menyinkronkan kendaraan ASAT dengan targetnya membutuhkan setidaknya dua kali mengitari Bumi, yang memberikan target waktu tiga hingga lima jam untuk melakukan manuver keluar dari jangkauan ASAT.

Pada pertengahan 1970-an, Amerika Serikat masih belum memiliki program ASAT yang layak. Dalam serangkaian memo tahun 1976 yang sudah diumumkan ke Presiden Gerald Ford, Penasihat Keamanan Nasional Brent Scowcroft memberikan rekomendasi mendesak dari panel Dewan Keamanan Nasional untuk mengembangkan kemampuan ASAT non-nuklir.

“Pemerintahan Ford semakin khawatir tentang bagaimana melindungi satelit Amerika dari senjata anti-satelit Soviet,” kata Brian Weeden, Direktur Perencanaan Program untuk Secure World Foundation  sebagaimana ditulis Airspacemag.

Amerika Serikat juga semakin khawatir dengan satelit mata-mata Soviet. “Salah satu hal yang bisa mereka lakukan dengan satelit pengintai adalah mengamati kekuatan militer kita secara harfiah di seluruh dunia, terutama kapal kami,” kata Pearson.

“Jadi kami ingin dapat mengambil satelit observasi tersebut sehingga kami dapat melakukan manuver kelompok tempur kapal induk kami dan mendapatkan kembali unsur kejutan.”

NEXT: ASM-135 + F-15 JADI JAWABAN AMERIKA