Site icon

Makin Banyak Marinir Amerika Dikirim ke Australia, Sebuah Pesan Untuk China

Marinir Amerika Serikat

Amerika Serikat akan mengerahkan marinir untuk berlatih di Australia, yang digambarkan sebagai usaha Washington melawan serangan China di wilayah tersebut.

Menteri Pertahanan Australia Marise Payne mengatakan, sebanyak 1.587 marinir Amerika akan menghabiskan enam bulan pelatihan di bagian terpencil Australia utara. Jumlah marinir yang dikirim meningkat hampir 27 persen dibandingkan pada 2017.

“Militer Amerika memainkan peran penting dalam menjamin keamanan dan ketenangan di seluruh kawasan Indo-Pasifik dan prakarsa itu akan menjadi unsur penting dalam menjaga kedua hal tersebut selama beberapa dasawarsa mendatang,” kata Payne dalam pernyataan Jumat 23 Maret 2018.

Penerjunan pasukan itu, yang pertama kali dilakukan pada 2011 sebagai bagian dari “poros Amerika” ke Asia, muncul sebagai pertanda kunci tekad Washington pada kawasan tersebut atas perintah Presiden Amerika Donald Trump serta kesediaannya melawan pengaruh China di Laut China Selatan, yang kerap menyebabkan gejolak.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, sebuah wilayah dengan rute perdagangan penting yang juga diyakini mengandung minyak dan gas alam dalam jumlah besar. China membuat pulau di terumbu karang, bahkan beberapa dengan pelabuhan dan jalur udara.

Dalam langkah cenderung mengganggu Beijing, Marinir Amerika akan berlatih dengan personil dari Australia, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand, serta beberapa negara yang juga memiliki klaim di Laut China Selatan.

“China akan memantau apa pun yang dilakukan AS dan lebih memilih bahwa AS tidak bekerja sama dengan negara-negara Asia yang termasuk dalam latihan ini,” kata Direktur Program Keamanan Internasional Euan Graham dari Lowy Institute, Australia.

“Beijing ingin berhadapan satu lawan satu dengan negara di Asia Tenggara yang memiliki klaim balasan,” katanya.

Pengerahan militer juga mengancam hubungan Australia-China yang akan melemah. Australia yang menjadi sekutu setia Amerika dan tidak memiliki klaim di Laut China Selatan, telah lama mempertahankan netralitasnya dalam sengketa untuk melindungi hubungan ekonominya dengan China.

Tetapi, hubungan dwipihak memburuk dalam beberapa bulan belakangan setelah Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan bahwa China secara tidak semestinya mencampuri urusan Canberra, yang memicu keberatan langka dari Beijing.

Sementara itu  Angkatan Laut China akan mengadakan latihan tempur di Laut China Selatan. Ssurat kabar resmi militer China melaporkan Jumat latihan itu digambarkan sebagai bagian dari latihan tahunan yang dilakukan reguler.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pekan ini, pihaknya telah membayangi sebuah kelompok kapal induk pesawat milik China melintasi Selat Taiwan yang bergerak ke arah Laut China Selatan. Taiwan menyebut kelompok itu untuk mengadakan latihan.

Dalam laporan singkatnya di akun WeChat, harian Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan latihan tempur itu akan berlangsung singkat, kendati tak memeberikan rincian waktu, lokasi atau kapal-kapal apa yang akan ikut serta.

“Ini sudah jadi kagiatan rutin tahunan bagi angkatan laut, tujuannya ialah menguji dan memperbaiki level pelatihan militer dan sepenuhnya menaikkan kemampuan untuk menang. Ini tidak bertujuan pada negara spesifik atau sasaran tertentu,” demikian harian itu, tanpa memberikan rincian.

Exit mobile version