Seorang polisi bernama Arnaud Beltrame,, yang secara sukarela menggantikan seorang sandera selama pengepungan berdarah di pasar swalayan di Prancis barat daya meninggal dunia karena luka yang dialami.
kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb mengatakan Arnaud Beltrame, yang pernah bertugas di Irak, dilarikan ke rumah sakit dan berjuang untuk hidup setelah pengepungan tempat ia bertukar peran dengan perempuan sandera di toko “Super U” di kota Trebes, dekat pegunungan Pyrenees, yang membagi Prancis dengan Spanyol.
“Dia meninggal sebagai pahlawan, menyerahkan hidupnya untuk menghentikan pembunuh,” kata pernyataan Presiden Emmanuel Macron sesaat sebelum fajar pada Sabtu 24 Maret 2018.
Penyerang pada Jumat itu dikenali pihak berwenang sebagai Redouane Lakdim, warga Prancis keturunan Maroko berusia 25 tahun dari Kota Carcassonne, tidak jauh dari Trebes, kota tenang dengan sekitar 5.000 penduduk, tempat dia melakukan serangan pada Jumat sore.
Lakdim dikenal oleh pihak berwenang atas penjualan narkoba dan kejahatan kecil lainnya, tetapi juga telah diawasi oleh layanan keamanan pada 2016-2017 untuk hubungan dengan gerakan Salafis radikal, demikian jaksa Paris Francois Molins pada Jumat.
Penyerang, yang pembantaiannya dimulai ketika ia menembak sekelompok polisi pengaman joging dan juga menembak penumpang mobil yang dicurinya, menewaskan tiga orang dan melukai 16 lainnya pada Jumat, menurut pembacaan pemerintah. Kematian Beltrame menambah jumlah korban tewas menjadi empat.
Seperti biasa, setiap ada kasus semacam ini ISIS langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Macron mengatakan dinas keamanan sedang memeriksa klaim tersebut.
Beltrame, di pertengahan 40-an, adalah seorang penerjun payung berkualifikasi yang bertugas untuk serangan di Irak pada 2005 dan juga bekerja sebagai bagian dari Garda Republik elit yang melindungi kantor presiden Prancis Elysee Place dan tempat tinggalnya di Paris, kata Macron.
Serangan pada toko “Super U” merupakan serangan mematikan pertama sejak Oktober 2017, ketika seorang pria menikam dua wanita muda hingga tewas di kota pelabuhan Marseille sebelum para tentara membunuhnya.
Beberapa serangan selama setahun terakhir atau lebih telah menargetkan polisi dan para tentara dikerahkan dalam jumlah besar untuk melindungi warga sipil serta berpatroli di tempat-tempat sensitif seperti bandara dan stasiun kereta api.
Macron berkata tentang Beltrame: “Dalam mengajukan dirinya sebagai sandera bagi teroris yang bersembunyi di supermarket Trebes, letnan kolonel Beltrame menyelamatkan nyawa seorang sandera sipil, menunjukkan pengorbanan diri dan keberanian yang luar biasa.” Kabar tentang kematian Beltrame pertama kali diumumkan menteri dalam negeri Prancis, yang mengatakan di Twitter, “Mati demi negaranya. Prancis tidak akan pernah melupakan kepahlawanan, keberanian dan pengorbanannya.”