Rusia sedang membangun pembom baru Tu-160M2 Blackjack. Berbeda dengan pendahulunya, bomber yang juga dikenal sebagai White Swam ini akan menggunakan mesin yang membuatnya bisa terbang lebih jauh.
Wakil Menteri Pertahanan Yuri Borisov mengatakan mesin NK-32 yang akan dipasang pada Tu-160 akan memungkinkan untuk terbang sekitar 1.000 km lebih jauh daripada dengan mesin sekarang.
Berbicara kepada wartawan selama kunjungannya ke Pabrik Kuznetsov di Samara Rabu 21 Maret 2018, perwira senior menegaskan bahwa para insinyur telah bekerja untuk meningkatkan mesin sebesar 10%, memungkinkan untuk peningkatan rentang terbang.
“Pabrik ini sekarang menyelesaikan pekerjaannya, dan menyediakan kami dengan empat mesin eksperimental, yang harus mengkonfirmasi karakteristik teknis ini. Tahun ini, Tupolev akan mengakhiri kontrak jangka panjang pada pengiriman seri mesin untuk pesawat yang akan dikirimkan ke [militer] dimulai pada 2021, “kata Borisov sebagaimana dilaporkan Sputnik.
Kemampuan rentang terbang Tu-160 dengan mesin lama berdasarakan data terbuka adalah 12.300 km. Sehingga dengan mesin baru, Blackjack akan bisa menempuh perjalanan hingga 13.300 km.
Pabrik Kuznetsov dikenal sebagai produsen terkemuka mesin pesawat canggih dan roket. Selain Tu-160, perusahaan membangun dan memperbaiki mesin untuk Tu-95 dan Tu-22M3. Perusahaan ini bertugas meningkatkan karakteristik NK-32 pada tahun 2014.
Tu-160M2 adalah upgrade dari Tu-160, pembom strategis supersonik yang pertama kali memasuki layanan saat akhir-akhir periode Soviet.
Versi M2 terbaru dari pesawat ini memiliki mesin baru, avionik baru, sistem komunikasi dan kontrol, dan berbagai peningkatan persenjataan. Hal ini menjadikan sejumlah pihak mengatakan Tu-160M2 sebenarnya merupakan pesawat baru.
Angkatan Udara Rusia memiliki 16 Tu-160 dalam layanan. Semuanya akan dimodernkan ke standar M2. Sepuluh Tu-160M2 lainnya saat ini sedang dalam pesanan, dengan yang pertama menjalani pengujian dan diperkirakan akan mulai beroperasi akhir tahun ini.
Tu-160 membuat debut tempurnya di Suriah pada tahun 2015 dengan beberapa kali melakukan serangan jarak jauh dari Rusia. Pesawat lepas landas dari Rusia dan kembali ke pangkalan setelah melakukan serangan.