Jet tempur F-15 Angkatan Udara Amerika Serikat dijadwalkan untuk mulai menguji senjata laser berekuatan tinggi akhir tahun ini. Senjata ini akan digunakan untuk menembak jatuh rudal jelajah dan drone.
“Kami sudah mulai tes musim panas ini dan tes penerbangan musim panas mendatang,” kata Jeff Stanley, deputy assistant secretary for science, technology and engineering Pentagon kepada wartawan Senin 19 Maret 2018.
Program Self-Protect High Energy Laser Demonstrator (SHiELD) dirancang untuk membuat pesawat F-15C, F-15E dan F-16 Angkatan Udara Amerika lebih dapat bertahan. Pod senjata laser tidak mungkin dipasang pada armada F-35, karena dapat mengganggu fitur siluman pesawat. B-2 dan F-22 juga tidak mungkin dipasangi pod laser karena alasan yang sama.
SHiELD terdiri dari tiga komponen: teknologi yang mengarahkan laser pada target, pod yang menjadi rumah dan mendinginkan laser itu sendiri. Northrop Grumman, Boeing dan Lockheed Martin ditugasi mengembangkan masing-masing subsistem SHiELD.
Alat uji memiliki tenaga sekitar 50 kilowatt. “Masih ada beberapa tantangan teknis yang harus kami atasi – terutama ukuran, berat, kekuatan,” kata Stanley kepada AFP.
Program SHiELD diharapkan akan selesai pada 2021. Angkatan Laut AS juga bekerja untuk mempersenjatai sebuah kapal perang dengan 60 hingga 150 kilowatt senjata laser dalam dua tahun ke depan.