Perang Dingin telah memunculkan persaingan teknologi antara Uni Soviet dan Amerika. Hal ini akhirnya menjadi pendorong berbagai penemuan teknologi yang cukup mengagumkan.
Salah satunya ketika produsen pesawat Convair mengusulkan membangun sebuah versi dari bomber B-58 Hustler yang mampu terbang dengan kecepatan 2.0 Mach.
Convair B-58 Hustler adalah bomber supersonik pertama yang operasional di dunia. Sebuah pesawat sayap delta dengan empat mesin yang menyerupai jet tempur yang lebih lamban B-52 dan Tu 95.
Hustler yang mampu melesat dua kali kecepatan suara tersebut masuk ke layanan pada 1960. Misi yang diemban cukup berat yakni menembus wilayah udara Uni Soviet dengan kecepatan tinggi untuk melakukan serangan nuklir dari ketinggian tinggi, melawan rudal anti pesawat Soviet dan juga mampu melakukan serangan dengan terbang rendah.
Bahkan 55 tahun kemudian, B-58 masih bisa disebut “wow”. Itu adalah fitur yang luar biasa. Salah satunya dengan menggantikan teluk bom tradisional dengan pod yang bisa digunakan baik untuk membawa bom nuklir atau tanki bahan bakar eksternal.
Dengan kursi ejeksi standar diganti dengan kapsul yang benar-benar membungkus kru dalam kepompong pelindung, Hustler terdengar seperti sesuatu yang keluar dari “The Jetsons”.
Ketika penerbangan komersial kala itu juga sedang bersemangat untuk mengejar impian perjalanan komersial supersonikpada tahun 1960, tidak mengherankan bahwa pada tahun 1960, Convair juga mengusulkan B-58 sebagai pesawat transportasi supersonik.
Dan ini bukan kali pertama pesawat yang diciptakan untuk kebutuhan tempur diusulkan untuk menjadi pesawat transportasi atau sebaliknya.
Focke-Wulf 200 milik Nazi Jerman, yang memulai hidup sebagai sebuah pesawat pada tahun 1937, diubah oleh Luftwaffe menjadi bomber patroli maritim. Pesawat ini kemudian terbang meneror kapal dagang Sekutu untuk paruh pertama Perang Dunia II. Pembom Avro Lancaster yang terkenal dengan hujan bom di Berlin pada 1944 pada 1948 digunakan Berlin Airlift sebagai pesawat penumpang Lancastrian.
B-58 SST (Transportasi Supersonic) akan menyerupai versi bomber. Tapi akan menjadi pesawat yang mampu membawa 52 penumpang, menurut sejarawan penerbangan Scott Lowther, yang telah menulis sejarah pada B-58 SST, pesawat akan terbang dengan kecepatan Mach 2,4 pada kisaran 2.525 mil laut.
Next: Pod Penumpang
Convair berencana untuk tahap awal pengembangan pesawat untuk tranportasi ini tidak dengan membangun baru tetapi menggunakan pod yang biasanya digunakan untuk membawa bom atau bahan bakar pada Angkatan Udara B-58.
“Lima kursi akan dipasang di dalamnya. Pod ini akan memiliki kontur eksternal sama dengan pod yang ada, tetapi akan dilengkapi dengan volume bertekanan, pintu, jendela dan sistem AC,” tulis Lowther.
Tahap pertama dari proyek benar-benar berjalan. Sebanyak 1.200 penerbangan supersonik diterbangkan dengan B-58, F-104, F-101 dan F-106 dari Oklahoma City untuk menentukan bagaimana orang di darat akan bereaksi terhadap ledakan sonik.
“Sementara itu menemukan bahwa kebanyakan orang mentoleransi booming cukup baik, sekitar 3 persen dari populasi tidak menyukai dan mengajukan keluhan resmi,” kata Lowther.
Lowther mencatat bahwa B-58 bukan desain optimal untuk transportasi supersonik, tapi menjadi “desain yang paling realistis yang bisa melihat pesawat terbang segera.”
Namun rencana itu akhirnya tidak pernah menjadi kenyataan. Sementara B-58 bomber sendiri hanya memiliki karir 10 tahun. Angkatan Udara hanya membangun 116 pesawat dan mempensiun mereka pada tahun 1970 karena memilih bomber yang lebih besar dan lambat B-52.
Sebagai bomber, Hustler menghadapi masalah harga mahal, jarak yang terbatas karena kurang dari setengah B-52, dan membutuhkan banyak perawatan.