Korea Selatan telah menandatangani kontrak untuk membeli 90 rudal udara ke darat jarak jauh Taurus meskipun ada pengurangan tensi di semenanjung.
“Kontrak ditandatangani pada akhir Februari,” kata Kang Hwan-seok, juru bicara Defense Acquisition Program Administration (DAPA), sebagaimana dilaporkan Yonhap Selasa 13 Maret 2018.
Korea Selatan sebelumnya telah memesan 170 peluru kendali presisi Taurus, yang dikenal sebagai rudal bunker-buster pada 2013. Sebagian besar senjata dipasang pada jet tempur F-15K.
Tahun lalu, komite program industri pertahanan pemerintah memutuskan untuk membeli 90 rudal Taurus tambahan di tengah dorongan membangun Kill Chain pre-emptive strike system untuk menghadapi program nuklir dan rudal Korea Utara yang berkembang dengan cepat.
Diproduksi oleh produsen pertahanan Jerman-Swedia Taurus Systems GmbH, rudal tersebut memiliki jarak tempuh 500 kilometer.
Rudal ini dapat digunakan untuk menghancurkan fasilitas utama Korea Utara termasuk tempat persembunyian para pemimpin dan stasiun radar.
Dalam kasus perang Korea kembali pecah F-15K Slam Eagle milik mereka yang dilengkapi dengan rudal Taurus akan menjadi tandem berbahaya bagi Pyongyang.
F-15K Slam Eagle sejak awal dirancang untuk menembus sistem pertahanan udara Korea Utara dan dapat menghancurkan fasilitas militer besar.
Sementara Rudal Taurus memiliki kisaran lebih dari 500 km. Dengan membawa rudal Taurus, pesawat dapat menekan ibukota Korea Utara Pyongyang saat terbang di atas Daejeon, 164 kilometer selatan Seoul atau masih di wilayah udaranya sendiri.
Jet tempur ini juga bisa menembakkan Taurus di Laut Timur dan memukul fasilitas peluncuran rudal Utara di Hwadae, di bagian utara dari Korea Utara.
Taurus yang memiliki panjang 5,1 meter dan berat 1.400 kilogram. Sistem ini memiliki hulu ledak 480 kg yang mampu menghancurkan bunker dan bisa terbang rendah sekitar 40 m dari tanah pada kecepatan Mach 0,95 yang memungkinkan untuk menghindari radar musuh. Sistem GPS juga memungkinkan untuk tepat mencapai target meskipun musuh melakukan jamming.
Korea Selatan mulai menerima Taurus pada 2016. Pengiriman ke Korea Selatan tertunda selama hampir setahun karena Amerika Serikat enggan untuk menjual receiver GPS militer Korea Selatan.
Amerika enggan untuk mengekspor perangkat elektronik kunci ini ke sekutu Asia Timur karena mata-mata China dengan mudah telah mendapatkan akses ke rahasia militer di Korea Selatan, Jepang dan Taiwan.