Pada 1980-an, Uni Soviet memiliki beberapa masalah. Salah satunya rudal anti-kapal mereka tidak bisa memadahi.
Bukan berarti negara tersebut membangun rudal yang buruk SS-N-2 Styx mereka terbukti telah menenggelamkan sebuah kapal perusak Israel pada tahun 1967, tak lama setelah Perang Enam Hari.
Masalahnya adalah bahwa rudal darat ke udara Amerika dan NATO cukup mumpuni untuk merontokkan rudal anti-kapal mereka.
Selain itu, kedatangan Exocet Prancis, Komoran Jerman Barat, dan Harpoon Amerika telah mengubah permainan. Rudal-rudal ini tidak memiliki jangkauan atau hulu ledak setara AS-4 atau AS-6, yang dirancang khusus untuk membunuh kapal induk Amerika, namun jumlah mereka banyak sekali.

Lebih buruk lagi, mereka dipasang di hampir setiap kapal atau pesawat NATO, memberi mereka lebih banyak aset. Ditambah lagi, mereka terbang sangat rendah, meluncur di atas permukaan laut hingga sulit untuk dideteksi dan dicegat.
Soviet menyadari bahwa mereka tertinggal dalam hal rudal anti-kapal, dan hal itu menempatkan mereka pada posisi yang sangat merugikan.
Negara ini kemudian mulai mengerjakan versi Harpoon mereka sendiri pada tahun 1980an. Namun, setelah Uni Soviet jatuh, rudal tersebut tertunda sampai 1997.
Rusia akhirnya meneruskan program ini dan segera, Frigat kelas Krivak yang lebih tua dan frigat Kelas Gepard dan Neustrashimyy yang baru dibangun dilengkapi dengan rudal yang dikenal sebagai KH-35 Uran atau oleh NATO dikenal sebagai SS-N-25 Switchblade.
Dengan cepat, banyak negara menemukan bahwa paket quad SS-N-25 bisa menggantikan peluncur tunggal SS-N-2. Aljazair mengganti senjata mereka dengan SS-N-25 di korvet kelas Nanuchka mereka. Rusia juga mulai mengekspor korvet, seperti Kelas Tarantul, yang bisa membawa 16 rudal ini.
Selain itu Rusia juga datang dengan versi peluncuran udara, AS-20 Kayak yang dibawa. Rudal ini memberi Su-33 Flankers yang beroperasi dari Kapal Induk Kuznetsov senjata anti-kapal yang sangat mampu.
Su-24 Fencers dan MiG-29 Fulcrum yang diterbangkan Naval Aviation Rusia juga mendapat senjata ini. Senjata juga telah diekspor ke India, Vietnam, dan negara lainnya.

Switchblade juga menjadi sistem pertahanan pantai. SSC-6 Sennight dapat dipasang di truk dan digunakan untuk menyerang kapal sejauh 75 mil. Rusia juga telah mengembangkan versi extended-range yang bisa melaju hingga 180 mil. Singkatnya, Harpoon Rusia adalah satu rudal mematikan.