Pejuang Ghouta Tegaskan Tidak akan Mundur
Kota Ghouta Suriah yang hancur karena perang

Pejuang Ghouta Tegaskan Tidak akan Mundur

Para pejuang Suriah di bagian timur Ghouta mengaskan akan membela wilayah tersebut dan tak ada perundingan terkait penarikan mundur mereka yang telah diusulkan oleh Rusia.

“Tak ada negosiasi mengenai hal ini. Para kelompok pejuang Ghouta dan rakyatnya akan mempertahankan tanah mereka dan akan membelanya,” kata Hamza Birqdar  juru bicara militer salah satu kelompok utama pemberontak di bagian timur Ghouta kepada Reuters Rabu 7 Maret 2018.

Rusia, sekutu paling kuat Presiden Suriah Bashar al-Assad, telah menawarkan kepada pejuang jalan keluar dari bagian timur Ghouta, dekat Damaskus, ibu kota Suriah, bersama dengan keluarga mereka dan senjata pribadi.

Sementara itu pemerintah Suriah telah mengirim bala bantuan untuk bergabung dalam pertempuran di bagian timur Ghpouta, demikian Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia melaporkan pada Rabu, meningkatkan usaha-usaha mengalahkan para pemberontak di benteng utamanya yang terakhir.

Observatorium menyatakan sedikitnya 700 pejuang bersama dengan milisi pro pemerintah Suriah telah tiba di garis-garis depan di bagian timur Ghouta. Pasukan pemerintah telah menguasai sekitar 45 persen dari kawasan tersebut dalam beberapa hari, katanya.

Sementara itu militer Rusia mengatakan pada Selasa malam bahwa pihaknya telah mengevakuasi 13 warga sipil dari bagian timur Ghouta dengan menggunakan truk-truk yang membawa bantuan ke kawasan yang dikuasai para pejuang dan kembali ke pangkalan mereka.

Truk-truk bantuan mencapai kawasan tersebut pada Senin untuk pertama kali sejak dimulainya salah satu serangan paling mematikan dalam perang itu, tetapi pemerintah menurunkan sejumlah pasokan medis dari konvoi dan sebaliknya menekan dengan serangan darat dan udaranya.

Militer Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan pihaknya telah menggunakan pesawat tanpa awak untuk memantau kemajuan konvoi dan berhasil memasok bantuan.

“Kami berhasil mengevakuasi 13 warga sipil termasuk lima anak-anak yang menggunakan konvoi yang kembali,” kata pihak militer.

“Kami juga sudah siap mengevakuasi sekitar 1.000 orang sakit dan luka-luka, tetapi para pemberontak tidak memberi kami kesempatan.”