China terus melanjutkan dorongan besarnya untuk menandingi kekuatan militer Amerika. Para peneliti di negara tersebut dilaporkan telah menguji versi demonstrator pesawat luar angkasa hipersonik yang mencapai kecepatan lima kali lebih tinggi dari suara.
Kendaraan ruang angkasa diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Mongolia Dalam dan mampu mencapai kecepatan sekitar 1.715 meter per detik.
Kendaraan ini juga dilaporkan telah mendarat dengan aman meskipun ada laporan sebelumnya tentang roket pendorong yang digunakan untuk meluncurkan satelit dan perangkat posisi global jatuh ke halaman belakang rumah warga.
Sebagaimana dilaporkan The Express Inggris, Rabu 7 Maret 2018, tes tersebut dilakukan menyusul peringatan oleh pejabat Amerika bahwa China telah melampaui mereka dalam teknologi hipersonik,
“Perkembangan senjata hipersonik China melampaui jangkauan kita,” kata Laksamana Harry Harris, kepala Komando Pasifik Amerika kepada anggota parlemen Februari 2018 lalu.
Jenderal Paul Selva, Wakil Ketua Gabungan Kepala Staf Gabungan Amerika juga menyatakan pada akhir Januari bahwa Amerika “kehilangan keuntungan teknisnya” dalam teknologi militer hipersonik.
Berita tentang tes pesawat antariksa hipersonik terjadi di tengah berita China meningkatkan pengeluaran pertahanan 2018 menjadi 1,11 triliun yuan atau lebih dari Rp2.413 triliun.
Dorongan belanja tampaknya merupakan langkah menuju tujuannya untuk menyalip Amerika sebagai negara adikuasa militer terbesar di dunia.
Kepala militer di China dilaporkan ingin menjadikan angkatan bersenjata negara itu paling kuat di dunia dan telah menetapkan target pertumbuhan 8,1 persen.
Saat ini, China menjadi negara dengan anggaran militer terbesar kedua setelah Amerika meski angkanya masih terpaut jauh. Anggaran militer Amerika yang diusulkan tahun ini mencapai Rp8.000 triliun..
Sam Roggeveen, seorang peneliti di Pusat Studi Strategis dan Pertahanan Universitas Nasional Australia di Canberra, mengatakan kecepatan dan dan skala penumpukan ini benar-benar dramatis. “Ini sangat mengkhawatirkan bagi Australia dan banyak negara lain di kawasan ini.”
Berita mengenai ekspansi militer negara itu juga terjadi setelah sebuah laporan intelijen Amerika bulan lalu memperingatkan China dan Rusia sedang mengembangkan senjata yang sangat merusak untuk mempersiapkan militer mereka untuk perang masa depan.
Kedua negara akan memiliki senjata operasional yang bisa untuk menghancurkan satelit “dalam beberapa tahun ke depan”, menurut laporan tersebut.
Pada bulan Juli, China juga berusaha mengirim pesan yang kuat kepada dunia saat menggelar demonstrasi kekuatan militernya dalam parade militer terbesar yang pernah menandai peringatan 90 tahun angkatan bersenjata.