Amerika Serikat dikabarkan sedang menyiapkan sebuah tindakan militer baru untuk Suriah setelah tuduhan rezim Bashar Assad kembali menggunakan senjata kimia untuk menyerang pemberontak.
Washington Post melaporkan Selasa 6 Maret 2018 bahwa pada pekan lalu di Gedung Putih dilakukan pertempuan untuk membahas situasi terakhir Suriah. Pertempuan yang dipimpin langsung Presiden Donald Trump tersebut dihadiri Kepala Staf Amerika John Kelly, Penasihat Keamanan Nasional Herbert McMaster dan Menteri Pertahanan Jim Mattis.
“Pemerintah Trump membahas minggu lalu kemungkinan tindakan militer baru melawan Suriah sebagai hukuman karena menggunakan senjata kimia dugaan di Ghouta Timur,” tulis Washington Post mengutip pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya.
Seorang pejabat senior pemerintah Amerika yang dikutip Washington Post mengatakan bahwa Mattis menolak tegasuntuk menggunakan tindakan militer sebagai tanggapan atas laporan tentang serangan klorin Damaskus. Sementara McMaster sebaliknya, setuju untuk menyerang Suriah.
Pejabat lain mengklaim bahwa sampai saat ini presiden belum mendukung tindakan militer dan memutuskan untuk terus memantau situasi.
Juru bicara Pentagon, Dana White, membantah Mattis mengambil bagian dalam pertemuan Gedung Putih mengenai penggunaan kekuatan melawan pemerintah Suriah, dengan mengatakan bahwa “percakapan tidak terjadi.”
Pada awal Februari, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan tuduhan Amerika bahwa Damaskus menggunakan senjata kimia di Ghouta Timur tidak beralasan dan bahwa Damaskus dengan keras mengecam tuduhan tersebut.
Pada tanggal 26 Januari, White Helmet, sebuah kelompok pertahanan sipil oposisi Suriah yang beroperasi di daerah yang dikuasai pemberontak, melaporkan bahwa tiga warga sipil telah terbunuh dan puluhan lainnya terluka diduga karena serangan gas klorin di Ghouta Timur.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Heather Nauert juyga menuduh pihak berwenang Suriah melakukan serangan tersebut, yang dengan keras dibantah oleh Damaskus. Mattis, pada gilirannya, mengatakan tak lama kemudian bahwa tidak ada bukti gas telah digunakan di Ghouta Timur sejauh ini.
Senjata kimia telah dijadikan alasan bagi Amerika untuk menyerang. Hal ini terjadi pada 7 April 2017 lalu ketika Amerika meluncurkan 59 rudal jelajah Tomahawk di pangkalan udara militer Suriah di Ash Sha’irat, yang terletak sekitar 40 kilometer dari kota Homs.
Serangan itu disebut sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata kimia di Idlib yang dikatakan digunakan oleh pasukan Suriah.