Iran akan terus mengembangkan program misilnya tanpa mempedulikan tekanan Barat untuk menghentikannya.
“Program rudal Iran akan terus berlanjut tanpa henti dan kekuatan asing tidak memiliki hak untuk campur tangan dalam masalah ini,” kata juru bicara Angkatan Bersenjata Iran Masoud Jazayeri sebagaimana dilaporkan kantor berita semi-resmi Tasnim Senin 5 Maret 2018.
Dia juga mengatakan tidak ada pejabat Iran yang memiliki izin untuk mendiskusikan masalah ini dengan orang asing.
Menteri luar negeri Prancis Emanuel Marcon berada di Iran pada hari Senin untuk menegaskan kembali komitmen Eropa terhadap kesepakatan nuklir yang dicapai antara Iran dan enam negara besar,
Selain itu kedatangan Marcon juga untuk menyampaikan kekhawatiran Presiden Amerika Donald Trump yang telah mengancam akan mundur dari kesepakatan tersebut.
Sebelumnya Brigadir Jenderal Masoud Jazayeri mengatakan bahwa syarat utama untuk kemungkinan negosiasi internasional mengenai rudal Iran adalah penghancuran senjata nuklir dan rudal jarak jauh yang dimiliki oleh Amerika Serikat dan Eropa.
“Apa yang orang Amerika katakan karena putus asa berkaitan dengan pembatasan kemampuan rudal Republik Islam Iran adalah mimpi yang tak terjangkau,” kata Jazayeri mengatakan kepada Islamic Republic News Agency (IRNA), Sabtu 3 Maret 2018. Dia menambahkan bahwa kritik Washington dipicu oleh “kegagalan dan kekalahan mereka.”
Presiden Trump secara konsisten mengkritik kesepakatan antara Iran dan P5 + 1 (China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, ditambah Jerman). Kesepakatan tersebut, tidak mencakup program rudal Iran, menetapkan penghapusan sanksi pada Teheran sebagai ganti Iran yang tidak mengembangkan program nuklir untuk militer.
Setelah menjuluki kesepakatan tersebut sebagai “kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan,” Trump telah memutuskan untuk tidak menyatakan bahwa Iran mematuhi kesepakatan tersebut. Klaim tersebut menimbulkan keberatan dari Teheran.
Rusia dan pihak-pihak lain dalam kesepakatan nuklir Iran menganggap Iran telah menjalankan esepakatan dan menyatakan keberatan atas sikap Washington.