Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan membatalkan perjanjian nuklir Iran tahun 2015 karena menuduh Teheran mengembangkan program rudalnya. Iran tidak mau kalah, mereka balik mengatakan pembicaraan soal rudal mereka bisa dilanjutkan jika Amerika dan Eropa menghancurkan stok nuklir mereka.
Juru bicara militer Iran Brigadir Jenderal Masoud Jazayeri mengatakan bahwa syarat utama untuk kemungkinan negosiasi internasional mengenai rudal Iran adalah penghancuran senjata nuklir dan rudal jarak jauh yang dimiliki oleh Amerika Serikat dan Eropa.
“Apa yang orang Amerika katakan karena putus asa berkaitan dengan pembatasan kemampuan rudal Republik Islam Iran adalah mimpi yang tak terjangkau,” kata Jazayeri mengatakan kepada Islamic Republic News Agency (IRNA), Sabtu 3 Maret 2018. Dia menambahkan bahwa kritik Washington dipicu oleh “kegagalan dan kekalahan mereka.”
Presiden Trump secara konsisten mengkritik kesepakatan antara Iran dan P5 + 1 (China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, ditambah Jerman). Kesepakatan tersebut, tidak mencakup program rudal Iran, menetapkan penghapusan sanksi pada Teheran sebagai ganti Iran yang tidak mengembangkan program nuklir untuk militer.
Setelah menjuluki kesepakatan tersebut sebagai “kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan,” Trump telah memutuskan untuk tidak menyatakan bahwa Iran mematuhi kesepakatan tersebut. Klaim tersebut menimbulkan keberatan dari Teheran.
Rusia dan pihak-pihak lain dalam kesepakatan nuklir Iran menganggap Iran telah menjalankan esepakatan dan menyatakan keberatan atas sikap Washington.
Sementara itu, diplomat Eropa tersebut akan membahas kesepakatan tersebut akhir bulan ini di Italia dengan rekan-rekan mereka di Iran sehingga kekhawatiran Amerika bisa terjawab.
Negara-negara Eropa juga telah berjanji ke Amerika untuk menangani program rudal Iran dalam strategi baru yang diperkirakan akan diputuskan sebagai hasil perundingan.
