Desain akhir dari pesawat tempur KF-X diharapkan akan dimulai pada Juni 2018. Tahap perancangan rinci untuk pesawat bermesin kembar akan berjalan sampai akhir 2019, di mana titik produksi prototipe akan dimulai.
Seorang pejabat Korea Selatan yang akrab dengan program tersebut pada 2017 lalu mengatakan penerbangan pertama pesawat yang dibangun Korea Aerospace Industries direncanakan akan dilakukan pada pertengahan 2022, dengan pengujian dan evaluasi berjalan sampai 2026.
KF-X akan memiliki versi satu dan dua kursi dan didukung oleh dua mesin General Electric F414. Saat ini, desainnya sedang menjalani uji terowongan angin dan analisis dinamika fluida komputasi.
Pejabat tersebut menambahkan bahwa Indonesia, yang membayar 20% biaya pengembangan telah memperoleh lisensi ekspor dari pemerintah Amerika pada bulan April 2017. PT Dirgantara Indonesia memiliki lebih dari 80 staf yang bekerja dalam program ini, bersama dengan staf dari Lockheed Martin dan KAI.
Indonesia berencana mendapatkan sekitar 80 pesawat yang disebut sebagai IF-X. “Sampai pada titik ini, hampir tidak ada perbedaan antara bentuk KF-X dan IF-X,” kata pejabat tersebut sebagaimana dikutip Flightglobal.
Meski begitu, pesawat Korea Selatan dan Indonesia nantinya cenderung berbeda. Sebelumnya, pejabat mengatakan bahwa Indonesia akan menerima konfigurasi Block I yang tidak dilengkapi dengan lapisan siluman dan kemampuan untuk membawa senjata secara internal. Sedangkan Korea Selatan akan memiliki pesawat Block II, dengan lapisan siluman dan teluk senjata.
Seoul juga akan mengembangkan kemampuan sendiri di bidang-bidang utama yang gagal mendapatkan lisensi ekspor dari Amerika termasuk active electronically scanned array (AESA), yang akan dikembangkan dengan bantuan Israel, infrared search & track (IRST), electro-optical targeting, dan the electronic warfare suite.