Misteri MiG-25 Foxbat Terakhir Angkatan Udara Suriah

Misteri MiG-25 Foxbat Terakhir Angkatan Udara Suriah

Sejak pertama kali muncul dalam foto buram di akhir 1960-an dan awal 70-an Mikoyan-Gurevich MiG-25 Foxbat telah menjadi teka-teki.

Foxbat dianggap sebagai generasi baru pesawat tempur superioritas yang bisa terbang kencang hingga memicu perkembangan Eagle F-15 Amerika Serikat.

Setelah pilot Soviet Viktor Belenko membelot ke Jepang pada September tahun 1976, para analis barat mengetahui bahwa MiG-25 sebenarnya adalah pencegat berkecepatan tinggi yang dirancang untuk menanggapi perkembangan U99.BBB 70 Valkyrie yang dibatalkan.

Foxbat bukanlah generasi baru dogfighter super manuver. Setelah mempelajari Foxbat mereka menyimpulkan pesawat besar tersebut tidak begitu canggih hingga tidak perlu dicemaskan.

Tapi misteri masih terus mengikuti Foxbat. Salah satunya ada di Suriah dalam serangkaian kejadian pada 10 Februari 2018, ketika pesawat Israel menembak jatuh UAV Iran kemudian meluncurkan serangkaian serangan udara ke Suriah sebagai tanggapan dan dibayar Israel dengan kehilangan salah satu F-16l Sufa mereka.

Sebuah cerita yang muncul dalam publikasi berita mingguan berbahasa Rusia “Vestnik” pada  10 Februari 2018, mengklaim bahwa untuk melawan serangan udara Israel,  Suriah menggunakan hampir seluruh senjata di gudang pertahanan udara mereka, termasuk pencegat legendaris MiG-25PD.

Publikasi tersebut menampilkan foto-foto yang tampaknya merupakan dua varian MiG-25 Foxbat yang berbeda dengan versi yang tidak bisa dipastikan.

The Aviationist menulis Jumat 2 Maret 2018, salah satu pesawat terlihat dari depan dengan seorang pria yang ditutupi wajahnya (agaknya orang Suriah) mengenakan seragam berdiri di depan pesawat (foto atas). Tidak ada keterangan waktu kapan foto itu diambil.

MiG-25 di foto ini dilengkapi dengan radome hidung yang lebih gelap dan membawa apa yang tampak seperti rudal udara ke udara AA-6 atau R-40 Vympel.

AA-6 adalah rudal udara ke udara terbesar yang pernah diterjunkan. Diperkenalkan pada akhir 1959-awal 1960, rudal tersebut dirancang untuk melengkapi misi MiG-25 guna menembak jatuh pembom strategis yang sangat besar dan sangat cepat di ketinggian yang sangat tinggi.

Rudal ini  sangat besar dengan panjang 20,5 kaki dan masing-masing beratnya mencapai setengah ton. Tidak perlu banyak analisis seberapa efektif rudal udara ke udara raksasa seperti AA-6 akan sulit untuk melawan pesawat tempur generasi baru Israel. Karena bagaimanapun AA-6 diraancang tahun 1959 untuk menembak jatuh pengebom strategis Mach 3 ketinggian yang tidak pernah masuk layanan.

Masalah lainnya adalah angkatan udara Suriah tidak pernah benar-benar menerima MiG-25P. Suriah memang mengakuisisi beberapa batch Foxbat, termasuk dua pencegat MiG-25PDS, namun tidak ada MiG-25P.

Meski sering digambarkan sebagai varian ekspor yang diturunkan dari Foxbat, MiG-25PDS sebenarnya lebih baik daripada varian pencegat awal. Selain radar Smerch 2A yang kuat dari MiG-25P, varian ini memiliki infrared search-and-track system di bawah fuselage depan, radar warning receivers di dekat intakes dan flare dispensers besar.

Foto kedua MiG-25 yang muncul dalam artikel Vestnik dari 10 Februari 2018 menunjukkan bagian hidung dan radome yang berbeda dan tidak ada tiang peluru kendali di sayapnya. Ini bisa jadi MiG-25 varian pengintaian.

Di luar kedua MiG-25 ini, sulit untuk mengatakan apakah Suriah memiliki pencegat Foxbat lainnya yang layak terbang.

Citra satelit dari sumber seperti Google Earth dan SpaceKnow Analytics, penyedia citra satelit intelijen swasta, menunjukkan sejumlah besar MiG-25 duduk di Pangkalan Militer T4 / Tiyas di Homs, Suriah di sebelah barat Palmyra Mei 2016 ketika pasukan ISIS menyerang pangkalan.

Banyak pesawat tampak diparkir di permukaan yang tidak beraspal. Foto yang diposkan di Internet selama dekade terakhir menunjukkan beberapa pesawat terbang, tertutup debu dan duduk di atas pasir.

Hanya beberapa dari MiG-25, setidaknya enam pada foto satelit terbaru yang bisa ditemukan. Pesawat terlihat diparkir di aspal. Citra satelit komersial ini sudah lama yakni lebih dari satu tahun.

Flight International World Air Forces reference for 2017 yang dirilis Flight Global hanya mencantumkan dua MiG-25 dalam layanan Angkatan Udara Suriah saat ini. , kemungkinan kedua yang muncul dalam foto dari media Rusia, Vestnik, dalam artikel 10 Februari 2018.

Sulit untuk memastikan berapa sebenarnya MiG-25 yang masih dimiliki Suriah dan apakah mereka benar-benar dalam kondisi bisa terbang. Satu hal yang pasti, Foxbat Suriah seperti badak putih yang langka.