Jika Rudal Korea Utara Menyerang Guam, Bagaimana Amerika Menangkalnya?

Jika Rudal Korea Utara Menyerang Guam, Bagaimana Amerika Menangkalnya?

Salah satu ancaman yang kerap dilontarkan Korea Utara ke Amerika adalah akan menyerang Pangkalan Amerika di Guam dengan rudal mereka. Jika ini terjadi maka Amerika harus bekerja keras untuk bisa menangkalnya.

Mari kita berandai-andai Pyongyang menggunakan Rudal Hwasong-12 untuk merealisasikan ancamanannya tersebut.

Amerika dan sekutunya hanya memiliki pilihan untuk menghentikan mereka  dalam perjalanan turun atau yang dikenal sebagai “fase terminal”.

Hwasong-12, adalah rudal  yang dikembangkan di dalam negeri, memiliki jangkauan maksimum 3.000 mil, dan mencapai ketinggian sekitar 470 mil dalam perjalanan ke tempat tujuannya. Kecepatan yang dibutuhkan untuk angka-angka tersebut berarti bahwa pada saat rudal telah berada di udara satu menit, rudal sudah beberapa kali mencapai kecepatan suara.

Pada kecepatan tersebut, sebuah rudal yang berusaha mengejar dan menabraknya dari belakang tidak akan mendapat kesempatan selama penerbangan   yang disebut “fase dorongan.” Sistem Pertahanan Terminal High Altitude Area Defense atau THAAD, beberapa di antaranya sekarang ditempatkan di Korea Selatan, bisa menggunakan radar untuk melacak peluncuran rudal Korea Utara. Tapi tidak dirancang untuk memukul mereka saat mereka naik ke luar angkasa.

Pada satu titik, Angkatan Udara Amerika Serikat menuangkan miliaran dolar ke laser besar yang dipasang di pesawat Boeing 747 yang dirancang untuk menghancurkan rudal balistik musuh selama fase dorongan  dan berhasil. Tapi harganya sangat mahal serta membutuhkan pesawat yang dilengkapi laser untuk terbang begitu dekat dengan wilayah musuh, sehingga program itu ditinggalkan.

Begitu penguat Hwasong-12 terbakar habis dan mencapai tepi atmosfer bumi, rudal tidak lagi melaju semakin kencang, tapi melaju dengan cepat dan lebih cepat dari pada beberapa satelit. Bagian dari lintasan rudal ini disebut “midcourse”, dan ini adalah saat yang paling sulit untuk sebuah intersepsi, karena hulu ledak yang bergerak cepat juga bisa melepaskan umpan yang sulit dibedakan dari benda aslinya.

Namun menghancurkan rudal balistik musuh di luar angkasa sangat menarik karena membuat puing berkecepatan tinggi yang bisa membahayakan satelit sendiri. Baik Jepang maupun Amerika Serikat memiliki kapal yang dilengkapi dengan rudal SM-3 yang dirancang untuk pertahanan rudal balistik.

Menurut Laura Grego, ilmuwan senior di Program Keamanan Global dari Union of Concerned Scientists sebagiamana dilaporkan New York Times Jumat 11 Agustus 2017, kapal dengan SM-3 dapat menyerang rudal jarak menengah di midcourse.

Baru-baru ini, Jepang menguji dua versi terbaru, SM-3 IIA untuk  melawan target rudal di luar angkasa. Sebuah tes pada tahun 2008 menggunakan model SM-3 yang lebih tua untuk menghancurkan satelit yang tidak berfungsi di orbit.

Tapi lintasan Hwasong-12 yang mengarah ke Guam  terlalu jauh melewati Laut Jepang, di mana kapal-kapal  yang membawa SM-3 biasanya ditempatkan. Mencegat rudal Korea Utara pada saat ini akan sulit tanpa memindahkan kapal-kapal tersebut lebih dekat ke Guam.

Sistem yang ada di Amerika untuk menghentikan rudal balistik antarbenua yang ditujukan ke daratan Amerika Serikat disebut Ground-Based Midcourse Defense. Sistem ini berbasis di Alaska dan California, dan tidak dalam posisi untuk menghentikan rudal yang terbang jauh ke selatan melewati Pasifik. Ini juga memiliki catatan tidak begitu baik, meskipun tes terakhirnya, pada bulan Mei, sukses.

Seperti halnya semua rudal balistik, gravitasi mengambil alih setelah fase midcourse, dan hulu ledak jatuh ke sasaran. Beberapa rudal, seperti Pershing II, masih dapat diarahkan selama bagian penerbangan, yang disebut “fase terminal” ini. Tetapi  tidak dengan Hwasong-12.  Target terakhir rudal ini hanya bisa dikoreksi ketika mesin roket masih menyala. Secara teoritis, itulah yang membuatnya menjadi sasaran lebih mudah.

SM-3 bisa mencegat rudal balistik pada saat ini. Angkatan Laut Amerika Serikat tidak secara khusus mengungkapkan posisi kapal perang mereka yang sebenarnya, namun beberapa perusak kelas Arleigh Burke, yang dilengkapi dengan SM-3, secara permanen berbasis di Pasifik Barat.

Baca juga:

Bagaimana Cara Kerja Pencegat Amerika Mengadang Rudal Antar-Benua?