Site icon

Murah, Air Force One Baru Seharga Rp54 Triliun

Air Force One / Popular Mechanics

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Boeing telah mencapai kesepakatan “informal” untuk membangun dua pesawat Air Force One baru, yang dimodifikasi dari jumbo jet Boeing 747-8.

Jet baru tersebut, dengan perkiraan biaya US$ 3,9 miliar atau hampir Rp54 triliun untuk menggantikan Air Force One 747 yang telah beroperasi sejak pemerintahan George H. W. Bush.

Gedung Putih memuji kesepakatan tersebut sebagai pemenuhan janji kampanye untuk menurunkan biaya pesawat Air Force One baru lebih dari US$ 1 miliar.

“Presiden Trump telah mencapai kesepakatan informal dengan Boeing mengenai kontrak harga untuk Program Air Force One baru,” kata Wakil Sekretaris Pers Hogan Gidley Selasa 27 Februari 2018 dan dilansir Fox News.

“Berkat negosiasi presiden, kontrak akan menghemat lebih dari US$ 1,4 miliar [sekitar Rp19 triliun).” Dengan penurunan sebesar Rp19 triliun bisa dibilang Air Force One baru ini cukup murah.

Presiden Trump men-tweet pada bulan Desember 2016 bahwa biaya Air Force One telah meningkat lebih dari US$ 4 miliar, Gedung Putih dan Boeing sekarang mengatakan bahwa perkiraan tersebut sebenarnya di atas US$ 5 miliar pada saat itu. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Fox News bahwa presiden “diberi informasi buruk pada 2016.”

Pemotongan biaya mungkin dilakukan dengan menghilangkan kemampuan pengisian bahan bakar udara dari Air Force One. Hal ini disampaikan Gedung Putih pada bulan September 2017 lalu. Namun Kongres mengaku khawatir dengan hilangnya kemampuan ini.

Meskipun selama ini tidak pernah ada kasus Air Force One mengisi bahan bakar di udara, tetapi dalam kondisi darurat, Gedung Putih terbang itu akan bisa terbang berhari-hari tanpa mendarat.

Presiden Trump mengatakan bahwa dia menginginkan Air Force One siap untuk digunakan pada tahun 2021.

Dengan daftar persyaratan yang panjang untuk Air Force One  termasuk banyaknya sistem komunikasi yang aman, ruang pertemuan besar, kemampuan melawan gelombang elektromagnetik, dan kemampuan pertahanan lainnya tampaknya keinginan ini cukup ambisius.

Exit mobile version