Gencatan Senjata Suriah Sepertinya akan Sulit Terwujud
Tank Leopard Turki

Gencatan Senjata Suriah Sepertinya akan Sulit Terwujud

Pada hari Sabtu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menetapkan gencatan senjata 30 hari di seluruh Suriah. Namun, sepertinya gencatan senjata akan menemui nasib suram.

Hal ini karena pihak-pihak yang berperang seperti Turki, Suriah, Rusia dan Iran menegaskan akan terus menggempur lawan mereka dengan alasan kelompok yang mereka serang tidak masuk dalam gencatan senjata.

Turki menyatakan gencatan senjata tersebut tidak akan mempengaruhi operasi Ankara yang sedang berlangsung melawan Kurdi di Afrin.

Bedanya Turki tidak akan lebih menekankan dengan menggunakan kekuatan pasukan khusus. “Kami akan mengerahkan tentara dan pasukan khusus di Afrin Suriah dengan tujuan untuk menyelesaikan operasi dan melindungi warga sipil,” kata Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag Senin 26 Februari 2018.

Dia juga menyatakan bahwa serangan udara terhadap angkatan bersenjata Turki ‘terhadap posisi kelompok Kurdi di Afrin akan berlanjut.

Pernyataan Turki muncul setelah resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai penghentian permusuhan di Suriah, yang didorong oleh situasi kemanusiaan yang memburuk di pinggiran Damaskus, Ghouta Timur.

Pada 18 Februari, tentara Suriah melancarkan serangan di wilayah tersebut untuk memberantas kelompok pemberontak yang berada di sana. Serangan besar-besaran itu telah dikutuk oleh internasional karena memunculkan ratusan korban sipil dan disebut sebagai serangan paling mematikan dalam tujuh tahun perang di negara tersebut

Pada 25 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin dalam percakapan telepon dengan rekan-rekannya dari Jerman dan Prancis, Merkel dan Macron, yang menekankan bahwa penghentian aktivitas militer di Suriah tidak akan berlaku untuk operasi melawan kelompok teroris.

Posisi ini juga disuarakan oleh Iran, yang mendukung ketentuan resolusi tersebut, yang mengatakan bahwa gencatan senjata di Suriah tidak mencakup teroris di Ghouta Timur dan menambahkan bahwa militan akan terus menjadi sasaran tentara Suriah. Kelompok tersebut adalah ISIS,  al-Qaeda, dan Nusra Front.

Turki memulai Operasi Olive Branch di Afrin setelah pengumuman Amerika yang akan membangun sebuah kekuatan perbatasan yang didominasi oleh Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yang oleh Turki dianggap sebagai teroris. Ankara juga menyebut kelompok ini tidak menjadi bagian dari gencatan senjata.