Indonesia diam-diam telah mengakuisisi empat pesawat tak berawak medium-altitude, long-endurance unmanned aerial vehicles (MALE UAV) Wing Loong I buatan yang dibangun Aviation Industry Corporation of China (AVIC).
IHS Jane mengutip sejumlah sumber di markas besar TNI CIlangkap melaporkan Senin 26 Februari 2018 kontrak untuk pembelian pesawat tersebut ditandatangani pada tahun 2017, dan UAV akan dioperasikan oleh Skadron 51 TNI AU yang berbasis di dekat kota Pontianak di Kalimantan Barat.
Unit ini juga memiliki landasan pacu dengan Bandara Internasional Supadio. Skuadron tersebut saat ini mengoperasikan sistem pesawat taktis tak berawak Aerostar tactical unmanned aircraft system (UAS) buatan Israel.
Dengan induksi Wing Loong I, unit ini akan menjadi skuadron gabungan UAV pertama di Indonesia dengan dua jenis pesawat yang berbeda.
Wing Loong I dikembangkan dan diproduksi oleh anak perusahaan AVIC, Chengdu Aircraft Design and Research Institute (CADI). Drone ini memiliki panjang 8,7 m, tinggi 2,8 m, dan lebar sayap 14 m. Pesawat memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) sebesar 1.150 kg dan kapasitas muatan 200 kg.
UAV didukung oleh satu mesin piston, dan mampu terbang dalam ketinggian 7.500 m (24.600 kaki). Pesawat memiliki jangkauan maksimum sekitar 108 n mil (200 km), dan daya tahan sekitar 20 jam.
Beban yang bisa dibawa Wing Loong I termasuk radar pencarian dan penyelamat (SAR) DH-3010, dan AVIC Luoyang LE380 EO/IR turret.
