Washington Masih Cari Cara Agar Turki Gagal Beli S-400
S-400

Washington Masih Cari Cara Agar Turki Gagal Beli S-400

Amerika terus berusaha menahan Turki untuk tidak membeli sistem pertahahanan udara S-400 dari Rusai. Salah satunya Washington sedang mencari kerja sama dengan Ankara untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara negara tersebut.

“Amerika memahami keinginan Turki untuk memperbaiki pertahanan udara. Namun kami prihatin mengenai kemungkinan perolehan rudal S-400 Rusia, yang akan berimplikasi pada interoperabilitas NATO dan yang berpotensi akan mengekspos Turki ke sanksi karena undang-undang sanksi baru yang baru-baru ini disahkan oleh Kongres, ” kata seorang pejabat pemerintah Amerika kepada harian Hürriyet Jumat 23 Februari 2018.

“Kami juga bekerja sama dengan Turki secara kooperatif. Masalah ini telah dibahas di Ankara pekan lalu, tentang bagaimana kita dapat menemukan solusi yang lebih baik untuk membantu kebutuhan pertahanan udara Turki, yang kita mengerti sah, ” kata pejabat, yang berbicara tanpa menyebut nama tersebut.

Dia merujuk pada diskusi antara Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson dan pejabat Turki pada 15-16 Februari lalu.

Ketika ditanya apakah ada proposal khusus, pejabat tersebut hanya mengatakan “Percakapan sedang berlangsung”.

Kesepakatan S-400, yang dilaporkan senilai US$ 2,5 miliar telah menimbulkan kekhawatiran karena sistem tersebut tidak dapat diintegrasikan ke dalam arsitektur militer NATO.

Amerika seperti diketahui pada 30 Januari menerbitkan daftar politisi dan pengusaha Rusia sebagai bagian dari undang-undang sanksi yang disebut Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Ditandatangani oleh Presiden Donald Trump, pemerintah dapat memberikan sanksi dan memotong semua penjualan senjata Amerika ke negara manapun yang melakukan bisnis dengan perusahaan Rusia yang dilarang.

“[Tillerson] memiliki kunjungan yang sangat baik dan produktif ke Turki di mana banyak kemajuan yang dibuat dalam pembicaraan mengenai isu-isu yang dihadapi Turki dan Amerika,” tambah pejabat tersebut.

Ditanya mengenai perbedaan antara Ankara dan Washington mengenai kemitraan dengan YPG , pejabat tersebut mengatakan bahwa Turki dan Amerika berada di halaman yang sama mengenai tujuan mengalahkan ISIS dan menjaga integritas teritorial Suriah.

“Turki dan Amerika  sama-sama anggota aktif koalisi untuk mengalahkan ISIS. Kami memiliki tujuan yang sama untuk mengalahkan ISIS,  tujuan yang sama dengan Suriah yang bersatu dan stabil, dan tujuan tentang proses yang dipimpin oleh Jenewa, ” katanya.

Pejabat tersebut juga mengatakan NATO  harus bekerja sama untuk mencegah agresi Rusia. Dia memperingatkan Rusia terus menciptakan ketidakstabilan dan mengatakan bahwa NATO harus bersikap jernih tentang hal itu.

“Invasi Georgia dan Ukraina, pelanggaran perjanjian kontrol senjata, penggunaan alat asimetris untuk menabur ketidakstabilan dan melemahkan institusi. Ini bukan tindakan sebuah negara yang ingin menjadi mitra strategis. Meskipun Amerika Serikat tidak ingin menganggap Rusia sebagai musuh, Rusia telah mengetahui tujuannya: Meremehkan Barat, mematahkan ikatan transatlantik, mengancam keamanan dan stabilitas Eropa, dan membangun kembali pengaruh di wilayah tersebut. Fakta ini harus mendorong kebijakan kita, terutama sikap pencegahan dan pertahanan kita,” kata pejabat tersebut.