Uji Rudal SM-3 Block IIA Yang Gagal Habiskan Rp1,7 Triliun

Uji Rudal SM-3 Block IIA Yang Gagal Habiskan Rp1,7 Triliun

Badan Pertahanan Rudal Amerika Serikat pada 31 Januari melakukan uji pencegatan rudal yang gagal dengan menggunakan rudah SM-3 Block IIA. Dan untuk kegagalan tersebut, Amerika harus kehilangan dana US$ 130 juta atau sekitar Rp1,8 triliun

Sebuah rudal gagal mencegat rudal target tingkat menengah selama demonstrasi 31 Januari di lepas pantai Kauai. Rudal tersebut dimaksudkan untuk dikirim ke kapal Angkatan Laut, Jepang, Rumania dan Polandia untuk melindungi dari ancaman Korea Utara dan Iran.

Badan Pertahanan Rudal sebagaimana dilaporkan Military Times Rabu 21 Februari 2018 menyebutkan harga rudal Raytheon SM-3 Block IIA yang masih dalam pengembangan mencapai US$ 36 juta atau sekitar Rp 492 miliar. Sementara harga rudal yang dijadikan target sasaran sekitar US$ 40 juta atau sekitar Rp547 miliar.

Jika ditambah dengan uang untuk penggunaan fasilitas rudal Pasifik, beberapa radar dan sensor dan sekitar 350 personel maka total dana yang dibutuhkan mencapai US$130 juta, kata agensi tersebut.

“Ini adalah tes perkembangan dan operasional dari kemampuan baru dan menggunakan varian rudal yang belum diproduksi,” kata Letnan Jenderal Sam Greaves, kepala Badan Pertahanan Rudal, mengatakan setelah tes tersebut. Badan tersebut sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kegagalan tersebut.

Rudal yang dibangun Raytheon / Kongsberg Navel Strike merupakan senjata serangan presisi jarak jauh yang mampu mencapai target pada jarak 115 mil. Ini bukan kegagalan pertama. SM-3 Block IIA juga gagal mencapai targetnya pada bulan Juni di lepas pantai Kauai saat seorang petugas di kapal USS John Paul Jones secara tidak sengaja menekan tombol yang menyebabkan rudal tersebut menghancurkan dirinya sendiri.

Sejak tahun 2002, badan tersebut telah menerima sekitar US$ 123 miliar untuk mengembangkan dan memberikan sistem pertahanan rudal balistik.  Untuk tahun anggaran 2019 mereka kembali meminta dana US$ 9,9 miliar untuk tahun anggaran 2019.