Dari sisi biaya. Biaya untuk mengisi bahan bakar di udara sekitar dari US$ 25- US$35 per galon (beberapa mengklaim itu adalah lebih dekat ke $ 50). Sementara jika mengisi bahan bakar di darat hanya sekitar sekitar US$5 sampai US$ 6.
Selama operasi perang intensitas rendah berkelanjutan atau selama pelatihan, pesawat lebih mengandalkan bahan bakar berbasis darat dari pada kapal tanker karena memang jauh lebih ekonomis.
Hal ini juga akan menawarkan lebih banyak waktu per sortie selama pelatihan ketika aset pengisian bahan bakar udara tidak digunakan. Ini berarti kurang pesawat “bergiliran” dan efisiensi yang jauh lebih besar ketika pilot mendapatkan jam pelatihan mereka dibutuhkan.
Sorties kurang, tetapi yang lebih panjang, juga lebih mudah pada perangkat keras.
Dengan berbagai fakta itu memang memunculkan pertanyaan apakah alasan Amerika untuk tidak menggunakan CFT adalah masuk akal? Apalagi CFT bersifat bisa dilepsa.
Untuk operasi tertentu, jika memang dianggap tidak perlu, CFT dapat dilucuti dan dipasang kembali untuk misi yang memang membutuhkan bahan bakar lebih banyak.
Misalnya, di Afghanistan, di mana misi CAS adalah kunci dan tidak ada ancaman rudal udara ke udara atau darat ke udara dari musuh.
Dengan mengangkut bahan bakar 40 persen lebih banyak dan bisa membawa lebih banyak senjata jelas menjadi kelebihan yang masuk akal.
Bahkan jika operasi tempur, di mana ada rudal permukaan ke udara dan udara ke udara dari lawan, hanya sedikit pengaruh CFT terhadap kelincahan dan kinerja pesawat.
Selain itu saat ini ada di zaman ketika rudal udara ke udara bisa diluncurkan dari jarak sehingga pertarungan jarak dekat yang membunuhkan manuver gila semakin tidak diperlukan.
Klaim bahwa USAF hanya akan menggunakan F-16 untuk mengambil target yang telah ditetapkan dan memenuhi sejumlah set patroli dinilai Foxtrot Alpha sangat ceroboh. Hanya karena aset yang tersedia itu tidak berarti penggunaannya diperlukan.
Mengapa menempatkan lebih kru dan bahan beresiko daripada yang Anda benar-benar harus selama waktu perang? Terutama mengingat bahwa kehilangan satu F-16 akan berakhir dengan proses yang makin berisiko karena harus menggelar operasi pencarian dan penyelamatan.
Persoalan semakin aneh karena F-16 termuda Amerika masih akan terus melayani selama beberapa dekade yang akan datang.
Bahkan kemungkinan akan mengambil sebagian besar peran F-35 demi alasan efisiensi. Jadi apakah Amerika tetap tidak akan menggunakan CFT di Viper-nya? Mari kita tunggu.