
Operasi Nimble Archer, Oktober 1987
Pada 16 Oktober 1987, sebuah rudal Iran menabrak sebuah kapal tanker Kuwait, melukai 19 pelaut. Sebagai pembalasan, sebuah gugus tugas Amerika mengepung kapal yang secara teknis digunakan oleh Garda Revoulsi Iran untuk jadi basis kapal cepat besenjata mereka.
Kapal perang Amerika mengepung platform tersebut, memaksa awak Iran untuk meninggalkan kapal. Pasukan Operasi Khusus Amerika naik di atas satu platform untuk mengumpulkan dokumen yang tertinggal. Sebagai pesawat tempur dari kapal induk USS Ranger terbang di atas, empat kapal perusak Amerika melepaskan tembakan, membuat platform terbakar.

Operasi Praying Mantis, April 1988
Pada tanggal 14 April 1988, kapal selam USS Samuel B. Roberts menabrak sebuah ranjau Iran saat mengawal kapal tanker melalui Teluk Persia. Kapal mengalami kerusakan berat, meski tidak ada korban jiwa. Kapal Induk USS Enterprise kemudian memimpin serangan balasan besar-besaran.
Dua perusak dan sebuah kapal amfibi Amerika yang membawa sebuah batalyon Marinir menyerang sebuah platform minyak Iran yang digunakan sebagai basis serangan. Orang-orang Iran menembakkan meriam 23 milimeter, yang dibalas dengan tembakan dari kapal perusak dan helikopter Cobra Marinir. Marinir menyerbu platform tersebut, menangkap satu penembak jitu yang masih ada.
Kapal cepat Iran menggerebek tiga kapal kargo sipil. Saat orang-orang Iran mengundurkan diri, pembom Enterprise A-6 memusatkan perhatian, menenggelamkan satu kapal cepat dengan bom curah.
Kapal rudal Iran Joshan melepaskan sebuah rudal anti-kapal Harpoon ke sekelompok kapal perang Amerika yang dibalas Amerika dengan melepaskan rudal Harpoon dan Standard lalu menyelesaikan Joshan yang rusak dan menenggelamkannya.
Dua destroyer Iran yang dibangun di Inggris tahun 1970-an Sahand dan Sabalan, bergabung dalam pertempuran tersebut. Sahand dan Sabalan digempur A-6 mengakibatkan Sahand tenggelam dan Sabalan sangat merusak.
Sedikitnya 56 warga Iran tewas dalam pertempuran tersebut. Dua Marinir Amerika tewas ketika helikopter mereka jatuh. Armada Iran mundur dan sejak saat itu Teheran mulai ragu untuk melakuan ancaman periodiknya terhadap Amerika.

Tetapi kerusakan paling parah dari Angkatan Laut Iran bukan karena pertempuran itu sendiri, tetapi karena sanksi internasional yang diberlakukan setelah Revolusi Islam tahun 1979, yang mengubah Teheran dari sekutu Barat menjadi musuh bebuyutan.
Iran mengandalkan kapal perang buatan Inggris dan memiliki kapasitas galangan kapal sendiri yang kecil,. Namun setelah pada tahun 1979 kebanyakan produsen asing dilarang melakukan bisnis dengan Teheran, Angkatan laut Iran harus berurusan dengan kapal-kapal yang ada di tangannya ditambah salinan kapal-kapal yang dirakit oleh industri maritim yang baru lahir di negara ini.
Hasilnya adalah armada Iran yang pada tahun 2017 masih sebagian besar terdiri dari desain tahun 1960an, termasuk yang selamat dari pertempuran dengan Amerika. Ini adalah armada yang tidak banyak mendapat kesempatan melawan Amerika pada tahun 1987 dan 1988. Apalagi sekarang.