Pertempuran antara Turki dan Suriah di depan mata setelah televisi pemerintah menunjukkan sebuah konvoi pejuang pro-pemerintah memasuki wilayah Afrin yang dikuasai Kurdi pada hari Selasa untuk membantu menangkis serangan Turki.
Para pejuang yang mengenakan seragam kamuflase melambaikan senjata dan bendera Suriah dari kendaraan mereka saat mereka melintasi sebuah pos pemeriksaan yang dijaga pasukan keamanan Kurdi. “Satu Syria, satu Syria!” beberapa dari mereka bernyanyi.
“Kami datang untuk memberitahu orang-orang kami di Afrin bahwa kami adalah satu,” kata seorang pejuang yang diwawancarai di televisi pemerintah, mengacu pada sikap pemerintah bahwa Suriah harus tetap menjadi satu negara.
Sebelumnya pada hari Selasa, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menghalangi penggelaran pasukan pro-pemerintah di Afrin, di mana Ankara berusaha menghancurkan milisi YPG Kurdi.
Pada hari Minggu, seorang pejabat politik Kurdi mengatakan bahwa Damaskus telah sepakat untuk mengirim pasukan Suriah ke Afrin untuk membantu menangkis serangan oleh Turki dan gerilyawan Suriah yang menjadi sekutu mereka.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya juga menegaskan tidak akan mundur dari Afrin bahkan jika harus berhadapan dengan pasukan Suriah.
“Pasukan Turki akan mengepung Afrin di masa depan, jadi kita akan memotong bantuan eksternal, sehingga tidak ada yang bisa melakukan penawaran rahasia. Kami akan menunjukkan kepada mereka, siapa yang ingin membuat koridor teroris di perbatasan selatan Turki, meski itu bukan tugas yang mudah, “kata Erdogan dalam sebuah pertemuan dengan anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa.
Pada saat yang sama, pemimpin oposisi Gerakan Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli mengatakan militer Turki akan menghapus wilayah teroris Afrin di Suriah “tidak peduli apapun konsekuensinya.”
“Tentara Turki akan masuk Afrin, dan bendera kami akan naik di tiang bendera tertinggi,” kata Bahceli kepada kelompok parlementer partainya.
Sebelum pidato Erdogan, juru bicaranya Ibrahim Kalin mengatakan bahwa laporan media tentang masuknya tentara pro-pemerintah Suriah di distrik Afrin adalah “propaganda hitam”, namun “perundingan rahasia” mengenai masalah ini tidak dapat dikesampingkan.
Pada hari Senin, seorang pejabat senior Kurdi mengatakan bahwa pasukan Kurdi Suriah dan pemerintah negara tersebut telah menyetujui pengerahan tentara Suriah di sepanjang perbatasan di wilayah Afrin untuk mengekang kampanye Turki.
Namun, informasi ini telah dibantah oleh perwakilan YPG di Afrin Brusk Haseke, yang dalam wawancaranya dengan Sputnik menyebut hal itu berita palsu, dengan mengatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah tidak akan masuk Afrin.
Turki telah melakukan operasi di Afrin Suriah sejak 20 Januari, yang bertujuan untuk menargetkan YPG Kurdi, yang berafiliasi dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Kelompok yang oleh Ankara dianggap sebagai organisasi teroris. Damaskus menyebut operasi itu sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara tersebut.
Menurut pernyataan terakhir Staf Umum Turki tentara Turki telah membunuh dan menangkap 1.715 gerilyawan YPG, Partai Persatuan Demokratik (PYD), dan ISIS.