Main Battle Tank Leopard II
Dikembangkan pada 1970-an oleh Krauss-Maffei sebagai pengganti Leopard I, tank Leopard II masih menjadi salaah satu tank tempur utama yang paling kuat di dunia. Sebuah warisan masa lalu yang memang menjadikan Jerman sebagai salah satu produsen tank terbaik. Leopard II diterjunkan pertama pada tahun 1979 dan Leopard II masih beroperasi hingga kini. Sayangnya jumlahnya juga terlalu sedikit.
Versi terbaru dari Leopard II, Leopard IIA7 lahir dari upgrade dengan sejumlah peningkatan kemampuan dan dimaksudkan untuk menjaga tank layak beroperasi hingga 2030-an. Model A7 memiliki versi barel dan meriam smoothbore 120mm, serta thermal sights generasi ketiga. Perlindungan ditingkatkan dengan baja komposit, dan unit daya tambahan untuk menjalankan elektronik tanpa harus menjalankan mesin tank.
Jerman Barat memeperoleh 2.125 Leopard II – cukup untuk membekali hampir dua belas divisi panzer (tank) dan Panzergrenadier (infanteri mekanis). Akhir Perang Dingin dan anggaran pertahanan menurun menyebabkan Jerman mengurangi hampir 90% dari kekuatan tank-nya.
Pada bulan November, majalah Focus melaporkan bahwa meski Bundeswehr memiliki 244 tank Leopard-2 yang beroperasi, hanya 95 di antaranya dalam kesiapan tempur penuh. Sementara itu, 53 tank dilaporkan sedang upgrade, tujuh di lokasi uji, dan beberapa lainnya tidak dapat diperbaiki karena kurangnya suku cadang.
Brigade Tank Kesembilan yang ditempatkan di Münster, yang menurut rencana akan dilibatkan dalam kekuatan baru NATO, saat ini hanya memiliki sembilan tank Leopard-2 yang siap tempur dari 44 yang disyaratkan.

Kapal Selam
Angkatan Laut Jerman memiliki enam kapal selam modern Type 212 namun sejak pertengahan Desember tidak ada satupun yang bisa beroperasi karena mengalami kerusakan dan harus menjalani perbaikan. Bagaimana bisa semua kapal masuk bengkel bersamaan?
Salah satu kapal mekanisme kemudinya rusak pada tanggal 19 Desember ketika U-35 menabrak batu di lepas pantai Norwegia. Lima lainnya sedang menjalani perbaikan atau perawatan atau menunggu dok kering tersedia untuk perbaikan.
Ada masalah lain, serupa dengan kasus yang membuat banyak pesawat tempur Jerman dan kendaraan lapis baja tidak beroperasi sejak tahun 1990an yakni kurangnya suku cadang.
Belanja pertahanan dipotong tajam di tahun 1990an setelah runtuhnya Uni Soviet yang mengakhiri ancaman perang dingin. Type 212 memasuki layanan selama periode ini dan kegagalan untuk membeli suku cadang yang memadai menyebabkan kapal selam dibiarkan rusak sampai suku cadang dapat diproduksi.
Dalam beberapa kasus suku cadang diperoleh dengan mengambil komponen dari selam yang tidak beroperasi sehingga setidaknya ada dua kapal selam yang tidak bisa ke laut. Tetapi situasinya terus memburuk hingga akhirnya tidak ada kapal selam yang tersedia.
Padahal Jerman sekarang membutuhkan U-Boat mereka karena kapal ini akan memberikan ancaman besar bagi kapal-kapal perang Rusia yang semakin agresif di Laut Baltik dan Laut Utara. Meski sebenarnya bukan itu tujuan utama Jerman membangun dan membeli kapal selam jenis ini.
Type 212 dikembangkan untuk menggantikan Type 209 era Perang Dingin dan tujuan utamanya sebenarnya untuk mempertahankan bisnis ekspor kapal selam. Pada akhir 2005, Jerman menugaskan kapal selam Type 212 pertama, U-31 yang segera diikuti oleh U-32 dan dua lagi di tahun 2006 dan 2007. Dua lagi memasuki layanan pada tahun 2015 dan 2016. Dua lainnya direncanakan tapi tidak pernah dipesan. Sementara Italia juga memiliki empat tipe 212.
Type 212 adalah kapal khusus, karena merupakan kapal selam pertama yang menggunakan teknologi AIP yang memungkinkan mereka bia menyelam selama berminggu-minggu dan sangat senyap. Mereka memang masih memiliki propulsi diesel, tapi ini hanya digunakan untuk perjalanan di permukaan.
Type 212 juga sangat tenang, bahkan lebih senyap daripada kebanyakan kapal nuklir yang ada sekarang ini. Kapal selam ini juga dilengkapi dengan sensor yang lebih baik. Dengan berat hanya 1.450 ton, Type 212 jauh lebih kecil daripada kapal nuklir. Sebagai perbandingan SSN Virginia Amerika berbobot 6.200 ton. Panjang Type 212 adalah 57 meter dan Kelas Virginia sekitar dua kali lipatnya.
Kapal selam nuklir digunakan lebih dari sekadar berburu kapal permukaan dan kapal selam, sementara kapal 212 terutama digunakan untuk menyerang kapal, dan dirancang dengan baik serta dilengkapi senjata untuk misi ini.
Meski Jerman adalah sekutu Amerika, pengembangan teknologi bahan bakar sel untuk kapal selam, dan penggunaan kapal ini di angkatan laut mereka sendiri, membuat teknologi ini matang, dan akhirnya tersedia bagi banyak negara lagi.
Type 212 cukup mahal yakni sekitar US$500 juta per unitnya tetapi tetap jauh lebih murah dibandingkan kapal selam nuklir yang dua kali lipat lebih mahal.
Type 212 juga sangat otomatis hingga hanya membutuhkan 27 awak. Tetapi dengan enam tabung torpedo, dan selusin torpedo ditambah rudal anti-kapal dan juga ranjau, mereka bisa menjadi ancaman serius bagi siapapun.
Bahkan Amerika selalu memperhatikan ke mana saja kapal selam ini dijual karena jika sampai berada di tangan lawan, mereka juga akan menjadi masalah besar. Sebagian besar kapal selam yang diekspor adalah Type 2014 yang lebih murah, yaitu 212 tanpa banyak teknologi yang sangat rahasia.