Jalur minyak akan selalu menjadi sumber ketegangan global. Iran, selalu mengandalkan ancaman untuk menutup selat Hormuz yang merupakan salah satu jalur penting ketika terjadi perang dengan Amerika.
Ketegangan tingkat tinggi juga beberapa kali terjadi di sekitar perairan Yaman. Pada 2015 setelah kapal Uni Emirat Arab dihantam rudal Houthi, Amerika mengirim dua destroyer dan amfibi dengan dalih untuk menjaga kebebasan pelayaran di jalur penting tersebut.
Kapal Amerika tidak luput dari serangan. Dua kali serangan dilakukan gagal an dibalas dengan gempurn tiga rudal Tomahawk ke situs radar pantai Houthi.
Iran tidak terima kemudian mengirimkan dua kapal perang ke kawasan tersebut. Iran adalah sekutu Houthi. Alasannya sama melindungi jalur transportasi penting.
Apakah memang laut di wilayah itu penting. Benar. Di kawasan ini ada selat sempit bernama Bab el-Mandab yang menjadi jalur penting pelayaran termasuk minyak.
Lebih dari setengah pasokan minyak dunia bergerak melalui rute maritim, menurut Energy Information Administration (EIA). Pengangkutan kapal menggunakan tanker besar. Untuk meminimalkan biaya, kapal tanker tersebut melalui jalur yang ditetapkan sesingkat mungkin. Banyak melewati jalur chokepoints (jalur) kecil maritim.
Secara keseluruhan, ada delapan chokepoints minyak besar di seluruh dunia, dan penutupan atau gangguan terhadap salah satu dari mereka dapat menyebabkan masalah di seluruh dunia.
Grafik di atas menampilkan chokepoints minyak utama di seluruh dunia. Dan untuk lebih jelasnya kita akan bahas satu persatu.
Selat Hormuz – 17 juta barel minyak per hari
Selat Hormuz adalah chokepoint minyak utama dunia. Menurut EIA, 17 juta barel minyak, atau 30% dari semua minyak yang diperdagangkan, melewati selat ini setiap hari pada tahun 2013. Minyak dari Arab Saudi, UEA, Qatar, Iran, dan Irak semua melewati selat dengan tujuan sebagian besar ke Asia, meskipun tanker juga dapat menuju Terusan Suez dan Laut Merah.
Selat Hormuz mampu menampung kapal-kapal tanker minyak terbesar di dunia. Namun Iran kerap menjadi kekuatan yang mengkhawatirkan karena selalu menggunakan ancaman untuk menutup Hormuz jika ada negara, khususnya Amerika mengganggu mereka.
Selat Malaka – 15,2 juta barel minyak per hari
Selat Malaka merupakan jalur air terpendek yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Laut China Selatan dan Samudra Pasifik.
Pada tahun 2013, EIA memperkirakan 15,2 juta barel minyak per hari melewati selat dari Timur Tengah terutama menuju Indonesia, China, dan Jepang.
Selat Malaka juga salah satu chokepoints yang paling sempit di dunia. Titik tersempit selat ini hanya 1,7 mil lebar, yang menciptakan hambatan alam untuk pengiriman.
Selat juga menjadi salah satu hotspot pembajakan terbaru di dunia.
Tanjung Harapan – 4,9 juta barel minyak per hari
Tanjung Harapan, persimpangan di ujung selatan Afrika. Secara teknis sebenarnya bukan chokepoint karena terbuka di satu sisi. Tapi daerah adalah jalur perdagangan penting. Pada tahun 2013, rute sekitar Cape diperkirakan dilewati 4,9 juta barel minyak per hari, sekitar 9% dari total perdagangan minyak maritim.
Tanjung Harapan juga berfungsi sebagai jalur sekunder untuk minyak jika chokepoints utama Terusan Suez atau Bab el-Mandab ditutup. Tapi rerouting minyak di sekitar Tanjung Harapan akan meningkatkan biaya karena akan menambah jarak perjalanan 2.700 km transit dari Arab Saudi ke AS, menurut EIA.