Setelah sempat memanas dan saling perang kata-kata Amerika Serikat dan Turki pada Jumat 16 Februari 2018 sepakat mencoba menyelamatkan hubungan kedua negara.
Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson bertemu Presiden Tayyip Erdogan selama lawatan dua-hari setelah selama beberapa pekan retorika anti Amerika dari pemerintah Turki meningkat. Turki sangat marah dengan dukungan Amerika terhadap milisi YPG Kurdi Suriah, yang dipandangnya sebagai teroris.
Turki melancarkan serangan udara dan darat bulan lalu di kawasan Afrin di bagian barat laut Suriah untuk menyapu YPG keluar dari perbatasannya di bagian selatan. Amerika mempersenjatai, melatih dan membantu para pejuang YPG dengan dukungan udara dan pasukan khusus, sebagai pasukan utama di darat dalam kampanyenya melawan ISIS.
“Kami sendiri menemukan ada sedikit titik krisis dalam hubungan,” kata Tillerson dalam jumpa pers setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu pada Jumat pagi. ia telah bertemu dengan Erdogan dalam diskusi yang berLangsung selama lebih tiga jam pada Kamis malam.
“Kami telah memutuskan dan Presiden Erdogan memutuskan semalam kami perlu bicara mengenai bagaimana kami melangkah maju. Hubungan itu terlalu penting.” Amerika tak memiliki tentara di darat di Afrin, tempat ofensif Turki sejauh ini terjadi. Tetapi Turki telah mengusulkan perluasan kampanyenya lebih ke arah timur ke kota Manbij, tempat tentara AS berpangkalan, yang berpotensi mengarah kepada konfrontasi langsung dengan satuan-satuan dukungan Amerika.
Dalam sebuah proposal yang dapat mengisyaratkan terobosan penting dalam usaha-usaha mengatasi perbedaan-perbedaan kedua sekutu itu, seorang pejabat Turki mengatakan kepada Reuters bahwa Turki telah mengusulkan pasukan kedua negara dapat dikerahkan bersama di Manbij.
Pengerahan gabungan seperti itu bisa terjadi jika para pejuang YPG pertama ditarik ke posisi-posisi sebelah timur sungai Eufrat, sebuah tuntutan yang telah lama Turki ajukan.
Menlu Cavusoglu mengatakan Turki akan dapat mengambil langkah-langkah bersama dengan Amerika di Suriah jika YPG meninggalkan Manbij.
“Apa yang penting ialah siapa yang memerintah dan memberikan keamaman kepada kawasan-kawasan ini,” ujarnya.
“Kami akan berkoordinasi memulihkan stabilitas di Manbij dan kota-kota lainnya. kami akan mulai dengan Manbij. Setelah YPG pergi dari sana, kami dapat mengambil langkah-langkah dengan Amerika berdasarkan kepercayaan.”
Ia juga mengatakan kedua negara telah membuat “mekanisme” untuk pembicaraan lebih lanjut dan akan bertemu lagi pada pertengahan Maret guna mengatasi perbedaan-perbedaan.