Rusia dan Indonesia menandatangani kontrak untuk memasok 11 pesawat tempur Su-35. Hal tersebut dilaporkan Interfax mengutip sumber di Jakarta Kamis 15 Februari 2018.
“Kontrak untuk penjualan jet tempur Su-35 telah ditandatangani,” katanya. Namun tidak disebutkan kapan penandatanganan dilakukan.
Sementara Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik, Kementerian Pertahanan Indonesia Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiharto, kepada SINDOnews, Kamis mengakui kontrak pembelian sudah diteken. Rencananya dua pesawat pertama akan tiba pada Oktober dengan persenjataan lengkap.
“Insya Allah, full combat,” katanya.
Seperti diketahui, pembelian pesawat Sukhoi Su-35 ini bertujuan untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tidak layak terbang. “Sebanyak 11 pesawat Sukhoi Su-35 full combat,” tegas mantan Kapendam V/Brawijaya ini.
Pembelian jet tempur ini muncul tenggelam dalam prosesnya. Beberapa kali terjadi penundaan dari rencana tersebut.
Su-35 adalah pesawat tempur multifungsi super manvuer dari generasi 4 ++. Jet tempur menurut Sukhoi yang membangun pesawat menggunakan teknologi generasi kelima, memberikan keunggulan dibanding pejuang kelas serupa.
Fitur khas dari pesawat yang avionik baru berdasarkan sistem manajemen informasi digital yang mengintegrasikan sistem avionik, radar AESA baru untuk mendeteksi target dari jarak jauh dan menyerang beberapa target secara bersamaan.
Pasokan teknologi pesawat modern berdasarkan hukum Indonesia terkait dengan kewajiban offset dan perdagangan bebas.
“Ini berarti bahwa kita berkomitmen untuk membeli barang nasional tertentu, yang sepakati,” Viktor Kladov, Direktur Kerjasama Internasiona dan Kebijakan Regional di Rostekh State Corporation, kepada Interfax sebelumnya.
Dia menyatakan bahwa Indonesia bisa memasok karet, kelapa sawit dan komoditi lainnya yang disepakati dengan Rusia.