Bagaimana Sebenarnya Tank Melindungi Diri dari Rudal?
T-90

Bagaimana Sebenarnya Tank Melindungi Diri dari Rudal?

Hancurnya tank tempur utama Leopard 2A milik Turki saat bertempur melawan YPG menunjukkan senjata ini tetap rentan di medan perang.

Sebagai raksasa yang  bergerak cepat, dan membawa senjata berat  tank adalah senjata ofensif utama tentara modern.

Dan selama 100 tahun terakhir, para insinyur telah terkunci dalam perlombaan senjata untuk melindungi tank mereka agar tidak terbunuh. Biasanya, melindungi tank dengan menambahkan plating armor baru yang akan menjadikan semakin berat. Tetapi  sistem proteksi aktif kinetik, seperti sistem ARENA Rusia  juga semakin berkembang.

Selama satu abad terakhir  berat rata-rata tank telah meningkat empat kali lipat. Salah satu tank pertama, “Little Willie”, beratnya mencapai 16,5 ton. Sementara tank modern M1 Abrams Amerika memiliki berat sekitar 70 ton.

Sebagian besar beratnya berasal dari baju besi yang menjadikannya tidak hanya semakin berat, tetapi juga semakin mahal dan tidak gesit. Dalam jangka panjang, meningkatkan ukuran dan berat tank sepertinya tidak bisa lagi dipertahankan.

Pada 1970-an, tentara NATO menerjunkan rudal anti-tank generasi baru. Uni Soviet, untuk melindungi tanknya yang berjumlah sangat besar  mulai melakukan penelitian untuk mencari cara baru di luar menambah plat armor.  Salah satunya adalah konsep sistem proteksi aktif, atau active protection system (APS).

APS menggunakan sensor, biasanya radar milimetrik digpasang untuk mendeteksi roket dan rudal yang datang di kea rah tank. Begitu putaran anti-tank masuk cukup dekat, APS meluncurkan roket pencegat untuk mencegat dan menghancurkan roket atau rudal yang datang. Sistem proteksi aktif ringan, efektif, dan harganya lebih murah dibandingkan menambahkan  lebih banyak armor ke tank.

Video berikut  menunjukkan sistem ARENA Rusia bekerja dengan kamera ultra-kecepatan tinggi 18.000-frame per detik. Dikembangkan oleh Biro Desain Mashinostroyeniya KB yang berada di luar Moskow, ARENA secara otomatis mendeteksi target yang masuk pada sekitar 50 yards (sekitar 46 meter) dan memiliki waktu reaksi 0,7 detik.

Roket anti-tank dan rudal, seperti RPG-7 Rusia dan TOW Amerika, menempuh jarak hingga 300 meter per detik, membuat mereka cukup lamban untuk dicegat, tapi terlalu cepat agar sistem bisa dioperasikan secara manual.

Tank  yang menggunakan ARENA  dilengkapi dengan antara 22 dan 26 roket pencegat. Pengintaian berlangsung sekitar 10 kaki dari tank.

Negara-negara lain mengikuti konsep APS. Sistem Throphy Israel melindungi tank-tank Israel dari roket dan rudal lawan. Korea Selatan melengkapi tank K-2 Black Panther mereka  dengan versi domestik, dan Angkatan Darat Amerika juga sedang menguji APS untuk Abrams dan kendaraan tempur Bradley. Sistem APS hampir pasti akan menjadi bagian dari upgrade putaran berikutnya untuk keduanya, serta kendaraan lapis baja Stryker.

Baca juga:

5 Tank Paling Membunuh di Planet Bumi