Pada 19 Desember 2017, B-52 Stratorfortress (60-0051), dari Skuadron Bom ke-93 / BW BW AFRC akan mendarat di Barksdale AFB, La, saat kru mendengar sesuatu yang terdengar seperti suara keras yang berasal dari luar dari pembom.
Pesawat mendarat dengan selamat, tetapi begitu di darat, kru menemukan suara yang mereka dengar ternyata serangan petir yang merobek ekor pesawat terbang. Kerusakan cukup parah hingga ekor pun harus diganti.
B-52 dilengkapi dengan arester petir yang dirancang untuk mengurangi kerusakan akibat sambaran petir, namun serangan kali ini sangat kuat hingga mampu merusak badan psawat.
Ini adalah kasus yang sangat jarang terjadi. Pada tahun 1980an, beberapa jet F-16 Fighting Falcon hilang setelah disambar oleh kilat. Dalam satu kasus, petir menyulut uap di tangki tengah yang kosong, yang meledak menyebabkan kerusakan parah pada sistem hidrolik pesawat terbang.

Karena sambaran petir cukup langka yakni rata-rata hanya satu kejadian setiap tahunnya, dan jarang menjadi risiko nyata bagi penerbangan militer atau sipil. Pesawat dilindungi dengan Kandang Faraday yang dibuat dengan bahan konduksi untuk menghalangi medan listrik statis hingga tidak masuk ke interior pesawat. Semua ini berlaku baik untuk pesawat sipil maupun militer.
“Kami melihat beberapa serangan petir setiap tahun, tapi dari semua yang kami miliki, tidak ada kerusakan yang buruk,” kata Letnan Kolonel George P. Cole, III, komandan 307th Maintenance Squadron dalam sebuah rilis yang dikutip The Aviationist Senin 12 Februari 2018.
“Saya sudah bersama unit ini selama 15 tahun dan ini adalah pertama kalinya kami mengganti ekor,” kata Senior Master Sgt. Michael Nelson, inspektur pemeliharaan penerbangan 307th MXS
Tetapi kasus ini membuktikan Stratofortress dapat terbang dengan kerusakan pada ekornya. Bahkan bisa terbang dengan penstabil vertikal yang terlepas, seperti yang terjadi 54 tahun yang lalu, ketika sebuah B-52H yang sedang melalukan penerbangan uji kehilangan ekornya di ketinggian sekitar 14.000 kaki di atas New Mexico.