Israel mengerahkan sistem anti-rudal di perbatasan negara bagian utara dengan Suriah, di dekat kota Baka al-Gharbiya. Penempatan senjata ini dilakukan beberapa hari setelah F-16 mereka ditembak jatuh oleh sistem anti-pesawat Damaskus.
Jerusalem Post mengutip saksi mata melaporkan Senin 12 Februari 2018 sejumlah truk yang membawa baterai rudal bergerak di jalan raya tengah di utara Israel.
Menurut surat kabar tersebut, pada awal hari Sabtu Israel juga mengerahkan delapan pesawat tempur untuk menargetkan posisi di Suriah. Namun, Pasukan Pertahanan Israel belum mengomentari laporan media tersebut.
Penyebaran dilakukan insiden 10 Februari 2018 di mana F-16 mereka ditembak jatuh. Kejadian ini telah mengurangi dominasi udara Israel di wilayah tersebut. Ini adalah pesawat Israel pertama yang ditembak jatuh dalam 35 tahun tahun terakhir sejak 1982 ketika saat perang Israel di Lebanon.
Selain Suriah pasukan Israel melihat kekuatan lain yang tumbuh dari sisi Lebanon yang diwakili gerakan Hizbullah. Bahkan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman tidak membedakan lagi antara Hizbullah dengan tentara Lebanon.
“Tentara Libanon dan Hizbullah sama -mereka semua akan membayar harga penuh jika terjadi eskalasi,” kata Liberman seperti dikutip Press TV.
Lebanon telah menganggap Tel Aviv sebagai ancaman nyata bagi negara mereka. “Satu-satunya ancaman yang saya lihat adalah Israel melakukan tindakan melawan Lebanon,” Perdana Menteri Libanon Saad Hariri Januari lalu.
Konfrontasi antara Israel dan Lebanon telah memunculkan tiga tiga perang yakni pada tahun 1982, 2000, dan 2006.
Sementara gerakan Hizbullah didirikan pada tahun 1985 untuk melindungi Lebanon dari agresi asing, seperti yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok tersebut.